Aku sudah terbiasa sendirian, bahkan sebelum kematian Mom. Tapi, laki-laki dari Veinmere berkata kalau dia ayah biologisku. Parahnya, dia melakukan apa saja untuk membuatku tinggal dengannya, bahkan dengan membakar rumahku dan membuatku hampir mati...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"RAYMOND SHAW! Astaga!"
Seorang laki-laki tampan berperut gendut menghampiri Raymond Shaw dengan tangan terjulur. Senyum lebarnya lebih menandakan penghormatan daripada persahabatan. Setelannya yang terlihat mahal sepertinya memang dipesan khusus karena terasa pas sekali.
Raymond yang sepanjang perjalanan tadi hanya diam menyetir mobil akhirnya tersenyum juga pada orang itu. Dia menyentuh bahu laki-laki itu dan membisikkan sesuatu. Sebentar kemudian laki-laki itu melihatku dan tersenyum lebar.
"Dari sini, kau bisa belajar mengurus semua sendiri, Nak," kata Raymond dengan nada seolah dia adalah bapak paling baik di bumi. Dia berkedip dan tersenyum padaku seolah aku anak TK yang perlu diyakinkan kalau bisa sekolah sendiri tanpa ditunggui. Lalu, dia berpaling dan berjalan ke ruangan lain. Aku tidak bisa melihat tulisan di papan hitam kecil di pintu ruangan yang dimasukinya.
"Aku walikota Veinmere, John Trainor. Senang bisa berkenalan denganmu, Hellene," katanya padaku. Suaranya riang dan sepertinya berusaha untuk terdengar menyenangkan.
Aku hampir mengira bicara dengan Alec Baldwin. Wajah dan perawakannya mirip sekali. Dia menyalami tanganku dengan kuat. Senyumnya lebar sekali sampai giginya yang diputihkan terlihat kontras dengan kulit yang kecokelatan dan bibir cokelat pucat berkilau. Aku sampai bertanya-tanya apa dia pakai lip balm.
"Sekarang kau akan membuat dokumen agar namamu berubah menjadi Shaw. Akan ada banyak hal hebat yang menunggumu di Veinmere dengan nama itu," ucapnya lagi sambil membimbingku masuk kebagian dalam kantor Department of Public Health ini. "Aku dan ayahmu adalah teman lama. Aku akan memastikan kau mendapat pelayanan terbaik kami."
Melihat betapa besar usahanya untuk terdengar menyenangkan dan ramah di depanku dan Raymond, aku jadi tergoda untuk berkata, "Kupikir, walikota adalah pelayan masyarakat, bukan pelayan keluarga Shaw."
Dia berhenti untuk menatapku dengan alis berkerut. Setelah diam dan menatapku seperti sedang menilai, dia berkata lagi, "Bukankah keluarga Shaw juga bagian dari masyarakat?"
Aku tersenyum kecil. "Kukira kau memberikan pelayanan istimewa hanya pada orang istimewa di Veinmere ini."
Walikota Trainor tergelak. "Kalau bukan karena berteman lama dengan ayahmu, aku sudah mengira kau kurang ajar, Miss Shaw. Kalian memiliki selera humor yang sama. Memang itu ada dalam darah, yah." Dia tertawa, lalu melihat ke arah Raymond yang berbicata dengan perempuan berwajah keras dan tidak cantik di dekat kami. "Seperti keluarga Rockwood yang punya selera humor buruk sekali. Mereka suka mengolok-olok orang lain. Kebiasaan itu bisa hilang, Miss Shaw. Asal kau mau berteman dengan seorang yang baik, kebiasaan itu pasti akan segera hilang."
"Rockwood yang kau sebutkan itu juga?"
Dia menarik bibir ke bawah. "Tidak. Anak laki-lakinya berteman dengan Thompson dan sekarang jadi jauh lebih buruk lagi. Pandailah dalam memilih teman. Seringkali kau bisa menilai seseorang dan masa depannya dari nama belakangnya. Kau tahu, nama belakang itu bukan hanya sekadar nama yang kau sandang sejak lahir hingga seumur hidup. Nama itu adalah gambaran dengan apa kau dilahirkan."