"Astaga! Kebodohan apa lagi yang kamu lakukan?!" Drey berseru begitu kami turun dari mobil. Di depan teras rumah Tilda, Adam Rockwood mengompres hidungnya dengan handuk basah. Dia seperti orang yang baru saja dipukuli. Tapi, aku tidak melihat ada orang lain di sekitar sini."Kamu berkelahi dengan seseorang?" tanyaku saat sudah lebih dekat dengannya. Aku penasaran siapa yang memukul lelaki bertubuh sebesar dia.
Dia mengangkat bahu kirinya seperti orang yang merajuk. "Tilda memukulku saat aku mencuci kemaluan Alice."
"KAMU APA?" jerit Steve dengan tangan terkepal pada wajahnya.
Adam mundur sambil melindungi wajahnya dengan tangan. "DIA BERAK, KEPARAT! APA YANG KULAKUKAN KALAU TIDAK MENCUCINYA? MANA BISA AKU MENUNGGUMU PULANG. TILDA SEDANG BERBICARA DENGAN ORANG SAAT ITU."
Steve mengumpat beberapa kali dengan keras. Dia berlari ke dalam rumah Tilda seperti banteng marah. Pintu depan juga ditutup dengan suara keras.
Drey menahan senyum dengan mengatupkan bibirnya, lalu duduk di sebelah Adam. Wajahnya lebih mengejek daripada bersimpati.
Sebenarnya, aku penasaran pada apa yang dilakukannya terhadap Alice. Mana mungkin hanya mencuci kotoran Alice saja dia sampai dihajar Tilda. Aku ingin melihat Alice atau bertanya pada Tikda juga seprrti Steve. Tapi, aku lebih penasaran pada ceritanya. Bagaimana bisa seorang perempuan tua seperti Tilda memukul lelaki dewasa betubuh berotot seperti dia sampai babak belur? Hidungnya berdarah. Berarti pikulan Tilda kuat sekali, kan?
"Kamu ... melakukan hal yang buruk," tuduhku. "Tilda tidak akan memukuli orang sembarangan. Dia itu nenek-nenek."
"Dia terlihat lebih tua dari tampangnya," kata Drey dengan ekspresi kasihan. Dia menepuk bahu Adam yang meliriknya marah.
"Kamu belum tahu bagaimana rasanya dihajar dengan rolling pin." Adam menggerutu.
"Kayu yang dipakai ibumu untuk membuat kue?"
Lelaki itu mengerut. "Benda itu bisa memecahkan kepalamu."
"Hukuman yang tepat untuk pedofilia jahanam."
"KENAPA SEMUA ORANG BERPIKIR AKU PEDOFILIA? APA WAJAHKU MEMANG BENAR-BENAR CABUL?!"
Drey tersenyum miring menyebalkan. "Ya, kurasa begitu. Kamu lahir dengan wajah yang pantas menjadi pusat kesalahan."
"Belum ada gadis yang menolak kutiduri dengan menampilkan wajah ini."
"Gadis-gadis dungu? Ayolah! Kamu sudah beruntung tidak kena sipilis."
Apa sih yang mereka pikirkan? Kenapa mereka berbicara soal ini terus?
"Sir," kataku menyela mereka. "Apa memang semua laki-laki seperti kalian?"
"Apa?" tanya Adam dengan alis terangkat. "Kaya, tampan, seksi, cerdas, dan memesona?"
"Cerdas? Kamu lahir tanpa otak, Man." Drey terkekeh di sebelah Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Love We Have (On Going)
RomantiekAku sudah terbiasa sendirian, bahkan sebelum kematian Mom. Tapi, laki-laki dari Veinmere berkata kalau dia ayah biologisku. Parahnya, dia melakukan apa saja untuk membuatku tinggal dengannya, bahkan dengan membakar rumahku dan membuatku hampir mati...