"Aku gadis yang diberkahi. Aku gadis yang memiliki kemampuan berbeda dengan gadis lain. Aku gadis yang memiliki tanggung jawab besar. Aku Lauren Miller. Aku akan melakukan semua tugasku di persaudaraan hingga akhir hidupku."
Sejak pagi, kurapalkan kalimat-kalimat ini di depan cermin hingga aku merasa kalimat ini seperti napasku sendiri. Aku membutuhkan dorongan dan motivasi. Tidak ada yang bisa kuharapkan memberikannya, makanya aku memutuskan memberikan pada diri sendiri.
Hari ini sudah dua minggu aku berlatih bersama Tilda. Latihannya luar biasa berat sampai aku tidak tahu harus bagaimana lagi mengatakan padanya kalau mungkin saja dia salah memilih orang. Aku tidak memiliki bakat seperti yang dikatakannya padaku. Aku cuma remaja biasa yang tidak banyak mengetahui tentang kehidupan di luar sana.
Jadwal harianku selama masa pelatihan bersama Tilda selalu sama, bangun sebelum pagi, lalu berlari mengelilingi South Lot. Setelah membuat sendiri sarapanku dengan bahan yang dia tentukan, aku harus membaca buku yang dia minta. Setelah itu, aku harus menceritakan apa yang kubaca. Cara makan, cara memasak, cara berjalan, hingga cara tersenyum juga harus kupelajari lagi dari awal. Aku seperti bayi yang tidak memiliki kemampuan apa pun. Aku bahkan benar-benar tidak tahu kalau caraku berjalan selama ini salah. Bayangkan! Sebuah pengetahuan dasar yang seharusnya bisa dilakukan siapa saja yang tidak memiliki hambatan sistem saraf dan motorik ternyata bisa salah.
"Cara berjalan dan cara tidur memengaruhi postur tubuh manusia. Orang yang melakukannya dengan cara salah akan memiliki postur yang buruk: bungkuk, lemas, pinggangnya tidak rata, bahunya tidak bagus, dan wajahnya akan terlihat lebih tua. Untuk perempuan-perempuan yang tidak menggunakan tubuh mereka sebagai senjata, hal ini tidak akan memberi pengaruh apa-apa, tapi untuk perempuan seperti kita yang membutuhkan kekuatan dan keindahan fisik, hal ini sangat penting, Lauren. Kita tidak hanya butuh tampil mengesankan. Kita butuh tampil sempurna."
Tilda mengatakannya sambil menelanjangiku, mengoreksi semua kekurangan pada posturku. Dia juga memberiku peralatan untuk membersihkan diri yang berbeda dengan sebelumnya. Dia benar-benar memperhatikan kebersihan kuku hingga setiap helai rambutku. Dia mengajarkanku cara merawat rambut yang benar dan menghaluskan lagi kulitku yang sempat memiliki beberapa bekas luka akibat bekerja di rumah Shaw waktu itu.
Jika selama ini aku berpikir mandi adalah cara untuk membersihkan tubuh, Tilda mengubah pemikiran ini. Baginya, mandi adalah cara membersihkan, merawat, dan memperindah tubuh. Semakin sering mandi, seharusnya seorang gadis bisa semakin indah.
Yang membuatku sedih, selama belajar dengannya, Tilda tidak mengizinkanku bertemu dengan Henry. Dia berkata pada Henry kalau aku sedang sakit dan butuh waktu untuk istirahat. Henry sampai merasa bersalah karena berpikir aku sakit akibat dia mengajakku berenang di danaunya. Aku hanya bisa melihatnya dari jendela saja. Memanggilnya saja tidak boleh. Kata Tilda, aku harus mengejutkannya dengan penampilan baruku nanti. Aku tidak merasa bisa berubah seperti kupu-kupu. Aku akan tetap seperti ini saja, apa pun yang kulakukan terhadap tubuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Love We Have (On Going)
RomanceAku sudah terbiasa sendirian, bahkan sebelum kematian Mom. Tapi, laki-laki dari Veinmere berkata kalau dia ayah biologisku. Parahnya, dia melakukan apa saja untuk membuatku tinggal dengannya, bahkan dengan membakar rumahku dan membuatku hampir mati...