Pintu dibuka dengan kasar, langsung membentur dinding di belakangnya dengan suara keras. Aku dan Jack sama-sama terlonjak kaget. Jack memegangi tubuhku yang tepat di bawah tubuhnya, seperti mempertahankanku agar tidak terlepas darinya, agar tidak diambil darinya.
Lelaki yang mungkin seusia Raymond berdiri dengan tangan di pinggang. Wajahnya terlihat suram dengan banyak bopeng seperti bekas cacar atau jerawat di seluruh wajah, bahkan pelipis. Rambutnya sudah kelabu, terlihat tipis berantakan seperti jerami yang diletakkan begitu saja di kepalanya. Dia terlihat mencerna keadaan sebentar, lalu tertawa. Tawanya keras dan terdengar puas dan menyebalkan.
Kenapa?
"Anakku bersama anak gadis Shaw. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari ini." Suaranya keras, serak seperti ada lendir banyak di tenggorokannya, tapi tidak bisa dikeluarkan. Nada suaranya angkuh, kasar, dan menyakitkan. Mulutnya seolah hanya membuka untuk menyakiti orang lain.
"Dad, apa-apaan?" Jack juga berteriak marah.
Dia berjalan mendekati kami. "Aku mendengar mereka mendapatkan anak Shaw. Aku ke sini untuk memastikan mereka tidak berbohong." Dia berjongkok di dekat kami. "Lakukan, Nak. Aku ingin melihat kamu menyakitinya."
"Kau tahu aku bukan binatang, Dad. Aku tidak suka ditonton."
"Aku juga bukan." Aku bisa melihat liurnya menetes saat lidahnya membasahi bibir bawah. Senyumnya mengingatkanku pada serigala jahat yang tersenyum licik saat melihat jubah merah lewat di depannya.
Jack menggeram. "Keluar dari sini kalau begitu."
"Tapi ini rumahku. Aku bisa melakukan apa pun yang kuinginkan di sini." Dia berkata dengan suara dalam yang kejam. "Tidak ada yang bisa melarangku."
Aku benar-benar takut padanya.
Dia menyentuh wajahku dengan punggung jari, meneruskan sentuhan dan menghapus darah pada wajahku. Sungguh, ini jauh lebih menyeramkam daripada saat dibawa ke sini dengan kepala tertutup. Aku tahu yang diinginkannya. Apa pun dalam kepalanya pasti kejam, pasti akan membuatku sengsara.
"Lepas celanamu, Jack," katanya dengan suara dalam lagi. Liurnya benar-benar menetes. "Kau terlalu lambat. Aku tidak bisa menunggu terlalu lama. Aku ingin segera menyetubuhinya dan menyeretnya ke Westside seperti keledai. Kita akan menurunkannya tanpa pakaian. Pasti indah sekali. Bibirnya ... dia memang anak Lauren. Dia memiliki segala yang dimiliki Lauren."
Aku memejam dengan erat saat dia menyentuh dadaku. Sungguh, aku ingin menghajar wajahnya. Aku ingin menyakitinya dengan cara yang kubayangkan akan kulakukan pada Jack tadi, tapi aku takut dia membalasku dengan yang lebih parah.
Jack menepis tangan ayahnya. "Jangan sentuh dia, Dad. Aku menginginkannya." Jack mengeluarkan nada mengancam.
"Aku hanya akan menonton. Kencingi dia, Nak! Pasti menyenangkan melihat Shaw berteriak-teriak seperti babi." Dia menarik ujung rambutku, memaksaku mendongak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Love We Have (On Going)
RomanceAku sudah terbiasa sendirian, bahkan sebelum kematian Mom. Tapi, laki-laki dari Veinmere berkata kalau dia ayah biologisku. Parahnya, dia melakukan apa saja untuk membuatku tinggal dengannya, bahkan dengan membakar rumahku dan membuatku hampir mati...