Ingetin kalau ada typo nya ya:)
Happy reading!!
***
Bel pergantian pelajaran sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Tapi Friska tak ada niatan untuk meninggalkan toilet.
Friska melihat pantulan dirinya di depan cermin toilet.
Air matanya kembali mengalir saat mengingat kejadian beberapa menit yang lalu, saat kejadian bully menimpanya.
Flashback on
Saat mereka sampai di tempat itu. Gania langsung menolong Friska.
"Berhenti anjiingg..!!" Emosi Rendra.
"Kalian emang bener-bener keterlaluan ya!!" Bentak Gania setelah membantu Friska berdiri.
"Nggak ada kerjaan banget sih," ucap Justin.
"Dia itu pantes di giniin.." jawab salah satu siswi.
Friska sedari tadi pun hanya terisak. Penampilannya sangat buruk. Telur yang tadi di lempari oleh siswa siswa itu masih menempel di seragamnya dan bau air comberan yang sangat amat busuk.
"Emang Friska ada salah apa sama kalian, hah?! Kalian nggak puas apa, liat dia selama ini menderita karena kalian selalu bully dia? Kalian tau nggak rasanya jadi Friska?!" Bentak Rendra hingga semua siswa terdiam.
"Dan lo.. Punya dendam apa sama Friska, sampe-sampe lo bilang 'dia pantes di giniin'?!" Ujar Gania emosi sambil menunjuk siswi yang tadi menjawab.
Siswi itu pun hanya terdiam.
"Diem kan lo? Emang dia pernah permaluin lo kayak gini, hah?! Nggak kan?!"
"Coba keluarin suara kalian kayak tadi sebelum kita dateng!!" ucap Justin.
Semuanya masih terdiam.
"Kenapa masih diem?! Nggak berani?!" lanjut nya.
"Sekarang kalian semua, BUBAR!!"
Semuanya pun langsung pergi dari sana dan tepat saat itu juga bel berbunyi.
"Lo nggak papa?" Tanya Gania cemas.
"Nggak kok, gue nggak papa," jawab Friska sambil tersenyum tipis.
"Nggak papa apanya. Liat seragam lo kotor gitu," ucap Rendra khawatir.
"Gue nggak papa, serius. Nanti gue mau ambil baju di loker kok, tenang aja."
"Lo ke toilet gue temenin, ya." Gania masih cemas. Ia takut nanti Friska bakal di perlakukan seperti itu lagi.
"Nggak usah. Kalian ke kelas aja, udah bel juga kan. Gue nggak mau kalian di hukum karena telat cuma gara-gara gue."
"Tap-"
"Udah kalian ke kelas aja! Kalo kalian nggak mau nurut sama gue, gue nggak bakal mau ngomong sama kalian," potong Friska.
"Yaudah, tapi lo hati-hati ya! Kalo ada yang bully lo, lo lawan aja! Atau nggak lo telepon kita aja. Kita pasti langsung nolong lo," ujar Rendra.
Friska menggangguk sambil tersenyum.
"Udah, sana."
Mereka bertiga pun pergi menuju kelas dengan Gania yang terus memutar kepalanya ke belakang memastikan bahwa Friska baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRISKA✓ [REVISI]
Novela Juvenil[WARNING] CERITA INI BERSIFAT PRIVATE. JADI, SEBELUM BACA UTAMAKAN FOLLOW AKUN AUTHORNYA DAN JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SHARE CERITANYA. AGAR KALIAN BISA MEMBACA DAN MENIKMATI SETIAP PART NYA. TERIMAKASIH❤ ______ _______________________ Seorang ga...