Part 39

345 52 19
                                        

Tandai Typo Nya Ya..

Happy Reading!

***

Sepulang sekolah, Friska langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintunya sampai jam menunjukkan pukul 07.30.

Samar-samar ia bisa mendengar percakapan kedua orang tua nya dengan Fiyra.

"Gimana tadi pemotretan kamu, sayang??"

"Lancar banget, Yah! Karena ada Mama yang nemenin aku. Coba kalau enggak, beuh.. Pasti udah gugup banget aku.."

"Maafin Ayah ya.. Ayah nggak bisa nemenin kamu hari ini. Karena tadi banyak banget pelanggan di bengkel, jadinya kualahan dan lembur"

Ya, Dirga menghidupi keluarganya dengan penghasilannya bekerja sebagai Montir. Memang hasilnya sedikit, tetapi lumayan lah untuk memberikan makan keluarganya.

"Iya, Yah. Ayah tenang aja, mending Ayah fokus sama kerjaan Ayah aja,biar aku fokus juga di kerjaan aku menjadi model. Kan lumayan uangnya bisa di pake buat nambah biaya kebutuhan keluarga kita!"

"Ya ampun.. Anak Mama sekarang udah dewasa ternyata, udah pinter. Mama sama Ayah bangga sama kamu, di umur kamu yang baru SMA ini sudah bisa mencari uang untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga kita. Mama sayang sama kamu!"

"Fiyra juga sayang sama Mama, Ayah!"

"Ohiya, kamu kan sekarang udah jadi model. Ayah mau kamu jaga pola makan kamu. Jangan makan makanan yang berminyak ya, sayang!"

"Iya, Yah. Siap!"

"Berarti nanti kalau Mama beli gorengan kamu udah nggak bisa nyerobot lagi dong. Yes.. Mama bisa makan sepuasnya kalo gitu!" Ucap Ira sambil terkekeh.

"Yah.." Wajah Fiyra berubah cemberut.

"Hahahha..." Ira dan Dirga tertawa.

Friska duduk menyender pintu kamarnya. Ia lagi-lagi menangis saat mendengar percakapan orang tua nya dan Fiyra.

"Kamu betul-betul benalu di keluarga ini!"

Kata-kata Ira tempo lalu itu terngiang-ngiang di pikirannya.

"Iya, Ma. Aku memang benalu di keluarga ini! Tenang aja, aku berusaha untuk nggak pernah kelihatan atau muncul di hadapan kalian. Aku nggak mau kebahagiaan kalian hancur hanya karena anak haram ini," Ucap Friska dengan air mata yang tak henti-hentinya bercucuran.

"Maafin Friska Ma, Yah! Friska nggak pernah buat kalian berdua bangga. Aku hanya bisa nyusahin kalian dengan aku numpang tinggal dan makan di sini,"

"Tenang aja, Yah. Aku akan berusaha mencari uang dengan aku bekerja di Cafe itu. Walaupun hasil kerjaku sedikit, tapi setidaknya aku bisa beli makanan sendiri dan bisa memenuhi kebutuhanku sendiri. Aku nggak mau bikin Ayah kerja lembur hanya untuk memberi makan anak haram ini,"

"Aku mau kalian terus bahagia, walau aku tak ikut dalam kebahagiaan itu. Tapi aku senang, dengan tanpa ada aku di sisi kalian, kalian bisa tertawa puas seperti itu." Ucap Friska sambil tersenyum tulus, kemudian mengusap air matanya.

FRISKA✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang