Tandai typo nya ya..
Happy Reading!
***
Benar sekali apa yang di katakan Fiyra sebelumnya, Friska baru saja sampai di rumahnya sudah mendapat tamparan, caci makian dari kedua orang tuanya.Plakk!!
"Kamu benar-benar benalu di keluarga saya!" Gertak Dirga emosi.
"Maaf, Yah! Aku nggak tau kalo Rendra udah di jodohin sama Kak Fiyra."
"Sekarang kan kamu sudah tau, jadi sekarang kamu jauh-jauh dari Rendra! Jangan pernah dekati dia lagi! Karena Rendra itu calon tunangan Fiyra!" Ucap Ira penuh penekanan.
"Maaf, Ma. Kayaknya Friska nggak bisa," lirih Friska dengan wajah yang sudah di banjiri air mata.
"KURANG AJAR!" Dirga menarik tangan Friska dengan kasar.
Dugh!
Bugh!
Dugh!
Plakk!
Dirga membenturkan kepala Friska di dinding berkali kali hingga kepala Friska mengeluarkan darah begitu banyak.
Dirga dan Ira seperti orang yang sudah gelap mata dan tak memperdulikan kondisi Friska yang sudah sangat parah.
"Yah, ampun!" Friska menangis sejadi-jadinya.
"Jangan siksa aku, Yah,"
"S-sa.. Kit.. Y-yah.." suara Friska mulai melemah.
Ira menarik tangan Friska lagi dan berjalan menuju dapur. Setelah masuk ke dapur Ira mengambil kedua tangan Friska dan mencelupkan tangannya kedalam air panas yang sudah mendidih.
"Ma, P-pan.. N-nas.." Ucap Friska terbata-bata dengan air mata yang tak berhenti mengalir.
Ira semakin memasukkan tangan Friska ke dalam air panas itu.
Friska hanya bisa diam menahan rasa panas dan perih yang ia rasakan di tangan.
Fiyra yang sedari tadi melihat kejadian itu bergidik ngeri. Kedua orang tuanya seperti psikopat.
"Ini ganjaran buat kamu! Saya sudah memperingati sama kamu, jangan membuat saya marah! Kamu lihat, inilah yang akan terjadi!" Ucap Ira setelah mengeluarkan kembali tangan Friska dari air panas itu. Kemudian ia mendorong Friska hingga terjatuh.
"Kalau kamu selalu bikin masalah dan membuat saya marah, saya akan memperlakukan kamu lebih dari ini!" Kemudian Ira pergi di ikuti oleh suaminya, tapi sebelum itu ia menendang tulang kering Friska dengan sangat kuat, hingga membuat Friska meringkuk kesakitan.
Fiyra berjalan mendekati Friska dan berjongkok di hadapan Friska yang sudah terbaring lemas di lantai dengan air mata yang tak berhenti mengalir.
Tangannya terulur menjambak kuat rambut Friska yang sudah lengket akibat darah yang keluar dari kepalanya. Dan membuat kepala Friska mendongak menghadap Fiyra.
"Lo denger kan apa yang di katakan Mama? Lo jauh-jauh sama calon tunangan gue!" Ucapnya dingin.
"Friska.. Friska.. Gue kasihan lihat kondisi lo yang sekarang ini. Tapi gue nggak bisa buat apa-apa lagi selain menonton dan menikmati tontonan yang sangat menyenangkan ini." Fiyra tertawa seperti seorang Psikopat yang sudah melenyapkan mangsanya.
"Nikmati semua rasa sakit ini adikku tersayang," Ucap Fiyra pelan dan mendorong kepala Friska hingga terbentur lantai dengan sangat keras.
Friska sudah tak sanggup bicara lagi dan hanya bisa menangis sejadi-jadinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/256295433-288-k360706.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FRISKA✓ [REVISI]
Fiksi Remaja[WARNING] CERITA INI BERSIFAT PRIVATE. JADI, SEBELUM BACA UTAMAKAN FOLLOW AKUN AUTHORNYA DAN JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SHARE CERITANYA. AGAR KALIAN BISA MEMBACA DAN MENIKMATI SETIAP PART NYA. TERIMAKASIH❤ ______ _______________________ Seorang ga...