Tandai typo nya ya..
Happy Reading!
***
Hari minggu paginya Fiyra, Dirga dan Ira sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Mama kemarin kan ngumpul sama temen temen Mama, terus itu kita ngomongin tentang anak-anak kita. Kamu tau? Pas Mama bahas tentang kamu ke semua temen-temen Mama mereka semua takjub sama kamu," Ucap Ira.
"Ah.. masa sih, Ma?" Tanya Fiyra malu-malu.
"Iya. Terus itu Mama tunjukkin foto kamu ke mereka. Dan kamu tau reaksinya kayak gimana?"
Fiyra menggeleng.
"Mereka bilang kamu tuh cocok jadi model Fey! Dan ada temen Mama yang namanya tante Desi nawarin kamu jadi model di iklan majalahnya!" Ucap Ira dengan wajah berseri seri.
"Ma, ini serius?" Tanya Fiyra tak percaya.
"Iyaz Mama serius. Kamu mau kan?"
"Ya iyalah Ma. Itu kan impian aku dari awal" jawab Fiyra dengan mata berbinar binar.
"Ciee.. yang bakal jadi model," ledek Dirga.
"Ihh.. Ayah" Fiyra malu-malu.
Dirga dan Ira terkekeh melihat itu.
"Wah.. selamat ya Kak," Ucap Friska yang baru datang sambil membawa nampan yang terdapat 3 teh hangat di atasnya.
Mereka tak menghiraukan Friska.
Friska hanya tersenyum kecut melihat itu. Dan menyimpan teh itu di atas meja.
Drrtt.. drrt.. drrtt..
Ponsel Dirga berbunyi dan ia pun segera mengangkatnya.
"Hallo?"
"..."
"Bisa dong! Kapan emangnya?" Tanya Dirga pada orang di seberang telepon.
"..."
"Ohhoke, tenang aja gue pasti bakalan dateng!" Ucap Dirga dengan wajah yang terlihat senang.
"..."
"Oke sampai ketemu nanti bro!" Dirga memutuskan sambungan teleponnya.
"Siapa Yah?" Tanya Ira.
"Temen SMA ayah, Ma"
"Dia bilang apa?"
"Katanya ntar sore kita di suruh ke rumahnya buat bahas pertunangan Fiyra sama anaknya,"
"Temen SMA yang Ayah bilang waktu itu kan, Yah?" Tanya Fiyra.
"Iya, sayang"
"Berarti aku jadi di jodohin sama anaknya yang tampan itu?" Tanya Fiyra dengan mata berbinar-binar.
"Iya, Fiyra! Jadi ntar sore kita sekeluarga bakalan ke rumah temen Ayah"
"Friska ikut kan, Yah?" Tanya Friska yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka.
"Kamu di rumah saja bereskan semua pekerjaan rumah!" Sahut Ira sinis.
Friska hanya mengangguk pasrah.
***
Terlihat di kediaman Gania, sang pemilik rumah sedang menghembuskan napas bosan.
"Bosen juga kalo gini mah!"
"Apa gue ajak Friska ke Mall aja ya?" Gania nampak berpikir.
"Iya deh! Dari pada gue mati kebosanan di rumah ini" Gania mulai menelepon Friska dan langsung di angkat olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRISKA✓ [REVISI]
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI BERSIFAT PRIVATE. JADI, SEBELUM BACA UTAMAKAN FOLLOW AKUN AUTHORNYA DAN JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SHARE CERITANYA. AGAR KALIAN BISA MEMBACA DAN MENIKMATI SETIAP PART NYA. TERIMAKASIH❤ ______ _______________________ Seorang ga...