Part 20

429 65 15
                                    

Tandai typo nya ya..

Happy Reading!

***

Friska termenung sendirian di dalam kamarnya, dengan mata yang sembab dan penampilannya yang berantakan.  Ia tak peduli dengan luka luka yang ia dapatkan tadi. Ia menatap kosong ke depan dengan bekas bekas air mata yang terlihat jelas.

"Dasar anak tak tau diri! Jika membunuh orang itu tidak dosa, saya akan lakukan itu sekarang kepada kamu!"

"kalau bukan karena ibu saya yang menyuruh saya untuk menampung kamu di sini, saya nggak akan sudi!!"

"Kamu itu hanya anak haram yang di lahirkan adik kandung saya dan ayah kandung kamu tak mau bertanggung jawab!"

"Kamu bukan anak saya!"

"Kamu dan ayah kandung mu itu sama saja, sama sama BRENGSEK!"

"KAMU MEMANG PEMBAWA SIAL!"

Kata kata itu terus terngiang ngiang di kepalanya.

"Arghhhhhh...." air matanya kembali mengalir.

Ia mengambil sebuah notebook yang berukuran sedang, berwarna biru polos. Ia mulai menulis bait per bait kata, di atas kertas itu sesuai dengan apa yang ia rasakan.

Dear diary..

Tak pantaskah aku merasakan bahagia? Aku capek.

Tuhan... Kenapa engkau melahirkan aku ke dunia ini jika yang aku rasakan hanyalah kepahitan di dunia ini..

Aku selalu memimpikan mempunyai kehidupan yang bahagia dengan keluarga ku, tapi apa ini? Keluarga ku tak bahagia karena kehadiranku.

Aku lelah tuhan..
Lelah dengan semua siksaan ini..
Lelah dengan penyakit yang aku sembunyikan ini..

Aku tak sanggup melewati semua ini..
Dunia terlalu kejam..
Dunia tak mau aku bahagia..

Cabut saja nyawaku tuhan..
Aku ingin hidup tenang tanpa ada rasa sakit dan siksaan di dunia ini...

Pertanda, Friska

Tes...

Darah itu lagi lagi mengalir dari hidungnya, ia menekan perutnya yang terasa sakit dan kepala yang seperti di putar putar. Bibirnya pun mengeluarkan darah..

"Apakah ini adalah hari terakhirku di dunia ini? Jika itu adalah iya, maka aku akan pergi dengan senang hati.." ucapnya di selingi senyum manis dan air mata yang tak kunjung berhenti mengalir.

Friska memejamkan matanya secara perlahan dengan darah yang tak berhenti mengalir dari hidungnya, Kemudian semuanya menjadi gelap.

***

Ke esokkan harinya, Friska tak kunjung datang ke sekolah.

"Ck, Friska mana sih?" ujar Gania panik pada Rendra dan Justin.

"Perasaan gue nggak enak" Rendra bergerak gelisah.

FRISKA✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang