Part 51

594 49 22
                                    

Tandai Typo Nya Ya..

***

Pukul 09:04 Rendra masih berada di kasur empuknya.

Sebenarnya ia sudah berencana untuk menemani Friska di rumah sakit semalaman namun, akibat ia kelelahan akhirnya ia ketiduran di rumah.

Ia belum sempat membaca surat dari Friska dan belum menyerahkan surat yang di titipi Friska untuk kedua orang tuanya. Eh, ralat! om dan bibi maksudnya, kan mereka bukan orang tua kandung Friska melainkan om dan bibi Friska.

Drrt.. Drrtt.. Drrt..

Ponselnya berbunyi sedari tadi namun, Rendra masih pulas dalam tidurnya.

Drrt.. Drrt.. Drrt..

"Eugh..." Rendra mengucek-ucek matanya.

Rendra menguap lebar.

Akhirnya ia mengambil ponselnya dan menggeser tombol hijau.

"Hallo?" Ucap Rendra dengan suara khas baru bangun.

"Ren, ke rumah sakit sekarang!! Keadaan Friska gawat!!"

Deg.

Rendra langsung menyambar jaket kulit nya dan kunci motornya.

Ia mengendarai motor sport nya dengan kecepatan tinggi.

Perasaan nya sekarang campur aduk, antara menyesal karena malah ketiduran di rumah dan khawatir dengan keadaan Friska.

Ia menyalip kendaraan yang berada di hadapannya. Ia seperti tak memperdulikan keselamatannya. Banyak pengendara mengumpat karena ulah nya. Namun, ia tak peduli. Yang paling penting adalah ia harus cepat-cepat sampai di rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, ia berlari sampai sesekali menabrak pundak pengunjung yang juga berada di koridor rumah sakit.

Sesampainya di depan ruangan Friska terlihat Justin yang menunduk dengan pundak yang bergetar.

"Tin, gimana keadaannya?!" Tanya Rendra.

Justin mendongak, matanya memerah dan terdapat bekas-bekas air mata di pipinya.

Ia hanya diam tak menjawab pertanyaan Rendra dan menatap kosong ke depan.

"Tin!!" Tak kunjung mendapat jawaban dari Justin akhirnya Rendra masuk ke ruangan Friska.

Mata nya membulat saat melihat salah satu suster ingin menutup wajah Friska dengan kain putih?

"STOP!!! Ini apa-apaan sih?! Kenapa di tutup? Ntar kalau di nggak bisa napas gimana, Sus? Suster mau tanggung jawab?!" Marah Rendra.

"Maaf, Mas. Mbak Friska sudah meninggal."

Deg.

"NGGAK MUNGKIN!! Suster jangan permainkan saya, ya!!" Rendra berjalan mendekati brankar Friska.

"Fris, bangun!! bilang sama Suster itu kalo lo masih hidup, bilang sama Suster kalo lo itu cuma tidur pulas, sama seperti yang lo bilang kemarin !!" Ia menggoyang-goyangkan tubuh Friska.

"Bangun!! Please, bangun!!"

"Fris.." Suara Rendra mulai melemah. Matanya mulai berkaca-kaca.

Ia menatap wajah pucat Friska yang seperti orang tertidur lelap.

"Ren, nih. Gue mau lo baca surat ini setelah gue tidur nanti."

"Ren, gue capek. Gue mau istirahat,"

"Yaudah, gue mau istirahat dulu, ya? Capek. Mungkin dengan gue tidur capek itu bakalan hilang. Nanti kalau gue nggak bangun-bangun lagi, lo nggak usah khawatir, itu berarti gue ngantuk banget dan tidurnya pulas dan beban gue udah hilang semuanya,"

"Ren, makasih ya selama ini lo udah mau nemenin gue,"

"Ren, ke rumah sakit sekarang!! Keadaan Friska gawat!!"

"Maaf, Mas. Mbak Friska sudah meninggal."

Kalimat itu selalu terngiang-ngiang di otaknya.

"Jadi ini maksud lo mau tidur dan nggak bangun-bangun lagi?" Tanya Rendra lirih.

"Kenapa lo ninggalin kita semua secepat ini? Lo tega ninggalin gue, Fris." Rendra tak dapat membendung air matanya lagi.

"Tapi gue lega, lo sekarang udah nggak ngerasain kekejaman di dunia yang tak adil ini. Lo udah nggak ngerasain gimana sakitnya penyakit lo. Lo udah tenang sekarang Fris."

"Gue sayang sama lo, Fris. Tapi gue pengecut karena nggak bisa ngungkapinnya ke elo dulu."

"Semoga lo selalu bahagia ya di sana, gue cuma bisa doain lo dari sini." Rendra menyeka air matanya.

Cup.

Ia mengecup singkat kening Friska.

"Selamat jalan wanita tangguh ku.."

***

-----

Selamat jalan wanita tangguh, wanita yang tak pernah berhenti untuk kuat.

Wanita lemah yang tak pernah berhenti berjuang.

Wanita yang selalu mendapat penderitaan.

Sekarang kamu tak akan merasakan kekejaman dunia ini lagi.

Semoga bahagia di dunia baru mu nanti.

Sekali lagi selamat jalan.

-Friska Putri Fletcher-

-----

Huaaa... Gimana di part akhir ini?
Feellnya dapet kahh?

Di part ini cuma 500 kata karena sebenarnya ini sambungan di part sebelumnya. Dan target part aku itu di part 50, tapi karena kepanjangan jadinya aku bagi ke part 51 ini.

See you next time:*

TBC✨

FRISKA✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang