Part 22

395 66 6
                                    

Tandai typo nya ya..

Happy Reading!

***

Bel pulang berbunyi, semua siswa berhamburan ke keluar kelas untuk pulang ke rumahnya masing masing.

"Hm.. Justin," panggil Gania. Saat ini mereka sedang berjalan di koridor menuju parkiran, Rendra entah di mana, sebab di jam pelajaran terakhir ia memutuskan untuk  membolos.

"Hm?" Justin mengangkat satu alisnya pertanda 'kenapa'

"Lo sekarang pulangnya buru-buru nggak?"

"Enggak juga, biasa aja sih. Kenapa emang?"

"Bisa anter gue pulang nggak? Mobil gue yang di bawa supir tiba-tiba bannya bocor, jadinya nggak bisa jemput deh. Lo mau anter kan?" Pinta Gania dengan menunjukkan puppy eyes nya.

"Haha, iya-iya, apasih yang enggak buat lo," ucap Justin sambil mengedipkan satu matanya.

"Apaan, sih!" Gania menjadi salah tingkah. Kemudian berjalan terlebih dahulu  dengan cepat dan membelakangi Justin agar ia tak melihat pipinya yang sudah memerah.

"Main ninggal aja lo!" Teriak Justin

"Biarin, wleee!" Gania menoleh ke belakang sambil memeletkan lidahnya kemudian berlari.

"Woy, tungguin gue!" Ia terkekeh kecil kemudian berlari menyusul Gania.

Di sisi lain Fera, Livia dan Laura baru turun dari tangga sekolah. Namun sebuah tangan kekar menahan pergelangan tangan Fera. Saat ia menoleh terlihat Rendra dengan posisi menyender di dinding dan tangannya mencekal pergelangan tangan Fera.

"Lepas!" Desis Fera.

"Nggak"

"Lepas nggak? Kalo lo nggak lepasin gue, gue bakal teriak!" Ancamnya.

"Teriak aja, gue nggak takut. Karena sekolah udah sepi, jadi nggak bakal ada yang denger teriakan lo," ucap Rendra dingin terkesan menyeramkan.

Fera berusaha melepas cekalan dari Rendra, namun semuanya sia sia, sebab kekuatan Rendra tak sebanding dengannya.

"Lo berdua bantuin gue dong!" Kesal Fera pada kedua temannya, sedang kan keduanya hanya menggeleng takut.

"Ck, mau lo apa sih?!" Ucap Fera pasrah.

"Lo sama kedua temen lo itu tadi lagi nyusun rencana kan buat hancurin Friska?"

Terlihat mereka bertiga langsung gelagapan.

"Eng-enggak.. kok. Lo jangan asal nuduh deh!" Ucap Fera gugup.

"Nggak usah bohong!" Rendra makin memperkuat cekalan tangannya, hingga membuat Fera meringis kesakitan.

"Aw.. lo jadi cowok kasar banget sama cewek!"

"JAWAB!" Bentak Rendra emosi hingga urat urat tangannya tercetak jelas.

Fera dan kedua temannya tersentak.

FRISKA✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang