Part 44

326 46 3
                                    

Tandai Typonya Ya..

Happy Reading!

***

Matahari sudah di gantikan posisinya oleh bulan. Sore sudah menjadi malam. Suasana pun makin gelap.

Friska membuka matanya. Wajahnya terlihat sangat pucat, matanya juga terlihat sangat sayu.

Kali ini tak ada yang mengawasinya. Dengan sekuat tenaga ia berusaha melepas ikatan di tangannya.

Ia juga harus berjaga-jaga, ia tak mau ketahuan dengan Fera atau dua orang komplotannya itu.

Ia terus berusaha sampai akhirnya ia berhasil melepas ikatan tangannya.

Kemudian tangannya terulur untuk melepas ikatan kakinya dan melepas lakban yang menutup mulutnya.

Ia berjalan tertatih-tatih menuju pintu utama. Ia mengintip di balik celah-celah pintu.

Ia mendesah pelan saat melihat ada dua orang penjaga di depan sana.

Ia berkeliling ruangan itu, sampai akhirnya menemukan pintu yang terhalangi kursi.

"Satu-satunya jalan yaitu pintu belakang itu," gumamnya. Ia berjalan menuju pintu tersebut dan mengangkat kursi yang menghalangi pintu itu.

Walaupun tubuhnya sangat lemas, tapi ia harus berusaha keluar dari ruangan itu.

Ia berhasil mengangkat kursi itu, namun sialnya saat menaruhnya kembali di tempat yang lain, tangannya tiba-tiba lemas dan kursinya malah terjatuh sendiri sehingga menimbulkan suara yang keras.

Bisa di pastikan bahwa dua penjaga di depan akan masuk ke dalam untuk mengecek keadaan.

Tak mau ia di tangkap lagi, Friska segera membuka pintu kemudian berlari.

Tepat saat Friska berlari, dua penjaga itu melihat Friska kemudian segera mengejar Friska.

Friska berlari sekuat tenaga nya dengan masih mengenakan pakaian sekolah. Ia melewati jalanan yang cukup sepi dan hanya di terangi oleh bulan. Tak bisa di pungkiri bahwa dirinya sekarang sedang takut.

"Woy, berhenti!!"

Ia menengok ke belakang dan melihat dua penjaga itu sedang mengejarnya.

Ia semakin kalut, tubuhnya bergetar. Ia kembali berlari untuk menghindar dari dua penjaga itu.

'Tuhan.. Kali ini aja, please tolong aku!' -batinnya menjerit.

Ia berlari sambil terus menengok ke belakang. Saat kembali menghadap ke depan ia melihat sebuah cahaya mobil menyorot ke arahnya.

Mobil itu berhenti, kemudian orang yang berada di dalamnya pun keluar.

"Friska?!"

"RENDRA!!" Pekik Friska, kemudian ia berlari ke arah Rendra dan memeluk tubuh Rendra dengan erat. Di balas tak kalah erat oleh Rendra.

Rendra merasakan tubuh Friska yang bergetar hebat.

"Udah tenang, lo aman sekarang sama gue," ucapnya pelan sambil mengusap kepala Friska lembut.

FRISKA✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang