Tandai typo nya ya..
Happy Reading!
***
Kesesokan harinya Friska sudah mulai bersekolah lagi.
Saat berjalan di koridor banyak pasang mata yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
Friskapun nampak acuh dengan semua murid yang ada di sana. Ia melanjutkan langkahnya dan tepas saat itu ia berpaspasan dengan Fiyra dan kedua temannya, Fiyra nampak acuh seperti tak mengenal Friska dan berjalan melewatinya. Sampai akhirnya sebuah suara dari salah satu siswi menghentikan langkahnya, kedua temannya juga berhenti begitu pula dengan Friska.
"Gila sih jahat banget, masa adeknya sendiri nggak di anggep," ucap siswi itu.
Fiyra berbalik dan mendekati siswi itu.
"Siapa yang lo bilang?" Tanya Fiyra dengan gaya angkuhnya.
"Yang merasa aja sih, ya nggak guys!" Ucap siswi itu kepada semua murid yang berada di koridor.
"Yoii!" Jawab semuanya serempak.
"Ini maksudnya apaan sih? Nggak ngerti deh gue" Ucap Fahra bingung sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Jadi lo belum lihat video yang viral tentang lo sama Friska? Upsss... Sama adek lo maksudnya!" ucap salah satu siswi itu dengan menutup mulutnya seakan akan salah bicara kemudian semua siswa tertawa.
"Hah?" Fiyra kemudian mengambil ponselnya kemudian melihat banyak notif dari aplikasi Whatsappnya.
Ia membuka grup chat yang bernamakan 'Kelas XII IPA 2'. Di grup itu terlihat sangat ramai seperti sedang membahas sesuatu. Saat ia menscrool ke atas ia melihat sebuah video berdurasi 15 menit dan memperlihatkan Fiyra dan Friska sedang berbicara di taman belakang tempo lalu. Friska pun melakukan hal yang sama.
Setelah menonton video itu, tangannya terkepal kuat dan menatap Friska dengan tatapan elang.
Friska membulatkan matanya sambil menutup mulutnya. Ia menggelengkan kepalanya pertanda bukan dia yang menyebar video itu.
"Parah lo Fey! Nggak nganggep adeknya sendiri!"
"Jahat banget sih!"
"Katanya siswi berprestasi, ehh kelakuannya kayak gini!"
"Nggak nyangka sih gue!"
"Ihh gue nggak mau ah punya kakak kayak dia, bisa makan hati tiap hari deh!"
Dan masih banyak lagi ucapan-ucapan yang di lontarkan oleh semua siswa/i yang berada di sana.
"STOP!! Dia bukan adek gue!" ucap Fiyra menunjuk Friska.
"Halahh.. Buktinya udah kuat Fey, jadi nggak usah ngeles lagi!" jawab salah satu siswi dan di benarkan oleh semua siswa/i.
Fiyra mengeram kesal. Tangannya terkepal kuat, wajahnya memerah.
"Jahat banget sih lo! Lo bilangnya Friska anak pembantu tetangga lo, tapi ternyata.. Adek lo sendiri?" ucap Rendra yang tiba tiba datang.
"E-enggak gitu Ren..!"
"Lo nggak mau anggap dia karena penampilannya dulu... Berantakan kan?" tanya Rendra dengan muka dinginnya.
"Bukannya gitu, kamu nggak tau kebenarannya kayak gimana Ren!" Fiyra berusaha meyakinkan.
Sedangkan Friska hanya diam mematung dengan kepala yang ia tundukkan.
"Lo malu punya adek kayak dia? Ngapain harus malu sih, hah? Walaupun dia nggak pinter, nggak bisa berpenampilan kayak lo. Tapi setidaknya dia jauh lebih baik dari lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FRISKA✓ [REVISI]
Novela Juvenil[WARNING] CERITA INI BERSIFAT PRIVATE. JADI, SEBELUM BACA UTAMAKAN FOLLOW AKUN AUTHORNYA DAN JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SHARE CERITANYA. AGAR KALIAN BISA MEMBACA DAN MENIKMATI SETIAP PART NYA. TERIMAKASIH❤ ______ _______________________ Seorang ga...