FRISKA✓ [REVISI]

Part 36

Tandai Typo nya ya..

Ini lanjutan dari part 35 ya..

Happy Reading!

***

"A.. Aldo?"
"Lo.. Aldo Argantara kan?"

Aldo mendongakkan kepalanya dan ikut terkejut melihat Fiyra.

"Fiyra?"

"Loh kalian udah saling kenal ya? Dimana?" tanya Fahra.

"Hm.. Do, kamu aja yang jelasin!" Ucap Fiyra gugup.

"Ck, ini ada apa sih? Cerita dong! Kalian udah saling kenal?" Fahra kesal sabab tak kunjung dapat penjelasan dari mereka berdua.

Aldo menghela napas pasrah.

"Dia mantan aku pas Smp!" Jawab Aldo dan itu sukses membuat mulut Fahra dan Sisi menganga lebar.

"What?!" pekik Fahra dan Sisi berbarengan.

"Udah ah nggak usah lebay. Lagian juga itu kan dulu cinta monyet! Dan sekarang kan dia udah jadi pacar lo, Ra!" Ucap Fiyra sambil menarik kursi untuk ia duduki. Sisi pun melakukan hal yang sama.

"Ya-yaudah deh. Kalian berdua ke Mall berdua doang?" tanya Fahra sambil meminum minuman pesanannya.

"Ya iya lah! Sama siapa lagi. Lo kan di telepon nggak di angkat-angkat!" Ucap Fiyra kesal.

"Hehehehe.. " Fahra menyengir lebar.

Fiyra dan Sisi memutar bola mata malas.

Sedangkan dari tadi Aldo selalu mencuri-curi pandang ke arah Fiyra dan itu pun tak luput dari penglihatan Fahra.

'Gue ngerasa kok kalau ada yang aneh ya dari Aldo' -batin Fahra.

Setelah itu Fiyra dan Sisi mulai memesan makanannya.

***

"Fris, lo kerja di sini?" tanya Rendra yang masih terkejut.

"Iya"

"Kebetulan banget lo di sini, gue sama tem-"

"Kalian mau pesen apa?" Friska memotong ucapan Rendra cepat, karena ia pikir mereka akan menghinanya seperti teman-teman nya di sekolah.

"Fris! Dengerin gue ngomong dulu!" kesal Rendra.

"Gue nggak ada waktu. Gue hanya seorang pelayan di sini. Dan tugas gue di sini nganter dan nyatat pesanan bukannya ngobrol" Ucap Friska.

"Oke, fine! Kita pesen Cappuchino dua, Tea Tie satu, Spagethi sama Nasi Goreng Satu" Ucap Rendra.

"Oke, di tunggu ya pesenannya. Gue mau nyamperin pelanggan yang lain" setelah mengucapkan kata itu, Friska pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Kok dia aneh gitu? Apa karena kita diemin dia kemarin?" tanya Gania pada keduanya. Sedangkan yang di tanya pun hanya mengedikkan bahu tanda tak tahu.