Tandai Typo nya Ya..
Happy Reading!
***
Hari ini adalah hari minggu, dimana semua orang memilih untuk beristirahat atau berlibur.
Tapi tidak dengan Friska. Ia harus bekerja di sebuah Cafe, dengan menjadi seorang Waiters (pelayan).
Ia di terima kerja kemarin lusa. Ia bekerja untuk membayar hutang nya kepada Rendra dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia tak mau menyusahkan Dirga dan Ira, karena ia terlalu sering membuat masalah si keluarga itu.
Walaupun kondisinya masih lemah dan banyak bekas luka di tubuhnya, tetapi dia semangat untuk bekerja dan tak peduli dengan kondisinya.
"Semangat, Friska!" Ucapnya penuh semangat.
Kemudian ia bergerak lincah mengantarkan pesanan di setiap nomor meja yang berisi pelanggan.
"Friska?"
Saat ingin mengantarkan makanan ke meja selanjutnya tiba-tiba langkahnya terhenti ketika sebuah suara bariton memanggilnya.
"Iya?" Friska menoleh dan terkejut melihat pria di hadapannya itu.
"Haii.." Sapa pria itu.
"H-haii, Do" Jawabnya kikuk. Ya, pria itu adalah Aldo si ketua kelas XI Ips 2.
"Lo kerja di sini?" Tanya nya.
"Iya, gue kerja di sini!" Jawab Friska.
"Lo sendiri ngapain di sini? Lo salah satu pelanggan di sini ya?" Tanya Friska.
"Ohh.. bukan! Gue anak dari pemilik cafe ini" Jawab Aldo.
"Ups.. Maaf ya. Gue nggak tau. Eh! Saya nggak tau maksudnya" Ralat Friska gugup.
"Biasa aja kali. Jangan pakai bahasa formal. Lagian juga gue kan anaknya pemilik cafe ini bukan pemilik asli cafe ini!" Aldo terkekeh kecil.
"Ohhiya, hehehe" Friska menyengir.
"Ohiya gue mau minta maaf soal kejadian kemarin. Sumpah deh, gue nggak sengaja lempar bola basket ke arah lo!" Aldo mengangkat jari nya berbentuk V.
"Iya nggak papa kok. Gue nya aja yang nggak lihat-lihat!" Ucap Friska sambil tersenyum.
"Friska! Antar pesenannya buruan! Pelanggannya udah nungguin tuh!" Teriak salah satu waiters senior di sana.
"Ohiya mbak! Ini mau di anterin! Do, gue anterin pesenan dulu ya!" Pamit Friska dan di angguki oleh Aldo. Kemudian Friska pun pergi mengantarkan pesanan pelanggan.
***
"Kita ketemuan di Cafe biasa. Jangan lupa juga ajak Gania!" Ucap Rendra pada Justin yang berada di seberang telepon.
"Mau ngapain? Tumben" Ujar Justin.
"Lo banyak nanya ya! Tinggal nurut aja apa susahnya sih!" kesal Rendra.
"Ck, jam berapa?"
"Jam sepuluh!"
"Oke pak bos! Laksanakan!"
Tut.
Rendra memutuskan sambungan teleponnya terlebih dahulu. Kemudian memasuki kemar mandi untuk membersihkan dirinya.
Sedangkan di sisi lain, Justin sedang mengumpat tak jelas.
"Anjirrr.. Untung temen! Kalau enggak gue geprek lo kayak ayam geprek!" Kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRISKA✓ [REVISI]
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI BERSIFAT PRIVATE. JADI, SEBELUM BACA UTAMAKAN FOLLOW AKUN AUTHORNYA DAN JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SHARE CERITANYA. AGAR KALIAN BISA MEMBACA DAN MENIKMATI SETIAP PART NYA. TERIMAKASIH❤ ______ _______________________ Seorang ga...