Part 21

427 69 19
                                    

"FRISKA!!"

Brakk!!

Pintunya di dobrak oleh Ira, Friska terperanjat kaget.

"Mama," panggilnya lirih.

"Kamu mau malas malasan, hah? Jam segini baru bangun. Kamu nggak sekolah? Kamu fikir bayar sekolah kamu itu nggak mahal? Kalo kamu seperti ini terus saya jadi rugi, udah nggak bisa apa-apa, nyusahin lagi!" Bentaknya.

"Lihat itu Fiyra, udah rajin, bisa membanggakan lagi. Nggak kayak kamu!" lanjutnya.

"Maaf, Ma."

"Saya nggak butuh maaf kamu. Sekarang saya mau pergi kumpul sama teman-teman saya, karena Kamu nggak sekolah, jadi sekarang kamu beresin semua pekerjaan rumah!"

"Tapi aku masih sakit Ma, aku nggak enak badan hari ini," ucapnya memelas.

"Halahhh... jangan banyak alasan kamu, ya! Pokoknya sebelum saya pulang semuanya harus sudah beres!"

"Kalau semuanya belum beres, kamu tidak boleh makan sampai malam!"

Brakk!

Ira menutup pintu dengan kasar.

Friska hanya menghela nafas, kemudian melaksanakan pekerjaan rumah yang di berikan ibunya tadi.

Walaupun keadaan tubuhnya sedang tidak sehat, setidaknya nanti ia bisa makan untuk memulihkan kembali tubuhnya.

***

Bisma dan Fera sedang berada di kantin karena sudah jam istirahat sekolah.

Bisma terlihat celingak celinguk seperti sedang mencari keberadaan seseorang.

"Yang, kamu kenapa sih? Kayak lagi nyariin orang gitu?" tanya Fera sebal.

Bisma tersentak.

"Hah?"

"Kamu lagi nyariin siapa?"

"Oh.. Nggak ada kok, yang." ia menggeleng sambil tersenyum paksa.

"Serius?" Fera memicingkan matanya.

"Iya, sayang," jawabnya sambil mengacak rambut Fera pelan.

"Ihhh.. nanti berantakan!" Fera berdecak kesal, sedangkan Bisma yang melihat itu hanya terkekeh kecil.

Gania, Rendra dan Justin baru sampai di kantin dan pandangan Bisma pun teralihkan ke mereka.

'Friska mana?' -batinnya.

"Kamu ngapain liatin mereka? Atau jangan jangan kamu dari tadi nyariin Friska ya?" Tuding Fera dengan mata memicing

"Ah.. E-nggak kok Fer, siapa bilang? Ngapain aku nyariin dia kalo udah ada bidadari di hadapan aku," gombalnya.

"Ah, gombal." Fera salah tingkah sambil menyelipkan anak rambutnya ke sela telinganya.

Rendra, Gania dan Justin duduk tepat di meja samping meja Bisma dan Fera.

"Hua.. Friska kok nggak ada ngabarin dari tadi," ucap Gania sedari tadi mengotak atik ponselnya.

"Perasaan gue dari tadi nggak enak," ucap Rendra. Ia tak melaksanakan hukumannya membersihkan toilet dengan alasan malas.

"Terus kita harus gimana?" Tanya Justin.

"Kita susulin ke rumahnya aja gimana? Lo tau kan rumahnya?" Tanya Rendra kepada Gania.

"Masalahnya gue nggak tau rumahnya dimana. Setiap gue tanya rumahnya pasti dia selalu ngalihin pembicaraan," jawabnya sedih.

"Arghhh...." Rendra mengacak acak rambutnya Frustasi.

FRISKA✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang