[SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE, FOLLOW UNTUK BISA MEMBACA KESELURUHAN CERITA]
•••
"DILAPANGAN INI! DAN DISAKSIKAN OLEH SELURUH SISWA SMA ATHALA! BAHWA GUE!! AZKA ALDRIC ATHALA ANAK DARI PEMILIK SEKOLAH INI! MENEMBAK CLARISSA ZIYA ALEXI UNTUK MENJADI PA...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading...
*
*
*
Pagi ini tidak secerah seperti biasanya. Hujan turun dengan deras membuat siapapun malas untuk melakukan aktivitasnya.
Termasuk Chandra. Ia sedang asik tertidur dengan selimut tebal yang menyelimuti seluruh badannya.
Ziya memutar matanya malas. Ia menarik selimut tebal yang menghangatkan tubuh Chandra dengan kasar.
"Chandra.. Ayo bangun!" Ujarnya seraya menggoyang-goyangkan badan Chandra.
Ziya terpekik saat pergelangan tangannya tiba-tiba ditarik sehingga ia terjatuh dikasur tepat disamping Chandra.
Chandra langsung memeluk tubuh Ziya dengan erat layaknya seperti guling.
"Chandra!!" Teriaknya dengan kencang.
"Ssstt.. Berisik Cill." Ujarnya tanpa membuka kedua matanya.
"Lepasin Ziya. Chandra bau! belum mandi."
Chandra membuka kedua matanya. Ia tersenyum jail saat otak liciknya langsung berfungsi untuk mengerjai Ziya.
Dengan isengnya Chandra menaruh ketiaknya tepat didepan wajah sepupunya.
"CHANDRA IHH BAU!!! TANTE ADA ANAK SETAN NIH!!"
Chandra tertawa terbahak-bahak mendengar teriakan sepupunya. "Kalau gue anak setan, berarti bunda.. Mamah setan dong? Wah, parah lo Cill. Gue bilangin bunda nih." Ujarnya seraya terkekeh.
"BUNDA.. DIKATAIN MAMAH SETAN NIH SAMA KEPONAKANNYA..." Teriak Chandra dengan kencang.
Ziya membulatkan kedua matanya. "Ih, gak gitu maksudnya." Ia memberontak untuk melepaskannya dari pelukan Chandra. Tetap saja ia tidak bisa! Tenaga Chandra jauh lebih besar dari dirinya.
TAK!
Chandra merintih kesakitan saat keningnya dipukul dengan centong nasi yang ada digenggaman bundanya dengan kencang.
"Bunda sudah bilang jangan jailin sepupu kamu!" Marahnya.
Chandra mengusap-usap keningnya. "Mamah setannya dateng Cill." Bisik Chandra pelan. Tetapi Tiara dapat mendengar dengan jelas bisikan tersebut.
Tiara mengangkat tinggi-tinggi centong yang ada digenggamannya. "Mau bunda pukul lagi?" Chandra menggelengkan kepalanya.
"Cepat kamu mandi! Ini sudah siang kamu harus sekolah."