ALDRIC [END]

43. Isak Tangis.

BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA!

Happy reading...

*

*

*

Kedua mata Clara perlahan terbuka menatap langit-langit ruangan yang serba putih. Seketika aroma obat-obatan tercium di indera penciumannya.

Clara memegangi kepalanya yang terasa pusing. Ia melirik ke sekitar tidak ada satu pun orang yang ada didalam ruangan tersebut.

"Siapa yang bawa gue kesini?" Tanyanya pada diri sendiri.

Tiba-tiba terdengar suara nada dering ponsel sehingga membuatnya terkejut. Ia menoleh ke asal suara.

"Bukannya itu ponselnya Aldric?"

Clara tersenyum saat mengetahui kalau Al yang sudah membawanya ke rumah sakit.

Ia kembali menatap ke sekitar. Kemana perginya Al? Apa dia sedang membayar administrasi? Atau sedang membelikannya makanan?

Clara mengambil ponsel milik Al yang berada diatas narkas untuk mengetahui siapa yang sudah menelepon Al.

Pacar.

Ia berdecak sebal saat membaca sebuah nama yang tertera dilayar ponsel Al.

Tanpa merasa bersalah sedikit pun, Clara langsung mematikan ponsel Al seolah-olah ponsel tersebut sedang ke habisan baterai.

"Gak ada boleh ganggu Aldric saat dia bersama gue!" Clara kembali menaruh ponsel tersebut pada tempat semula.

♡♡♡

"ZIYA!!"

Ziya mengangkat kepalanya saat mendengar sesorang meneriaki namanya dengan kencang.

Ziya terkejut saat melihat seorang pria turun dari dalam mobilnya kemudian pria tersebut berlari menuju ke arahnya, menerobos tetesan air hujan sehingga sedikit membasahi jaket dan celana jeans yang ia gunakan.

"K-kak Davin?"

Davin menundukan badannya untuk menyamakan tingginya dengan Ziya. Ia menggenggam dengan erat kedua tangan Ziya yang dingin.

"Wajah lo pucat banget. Kenapa lo ada disini?"

Ziya hanya diam tanpa membalas pertanyaan davin. Ia menahan air matanya agar tidak terjatuh.