23. Manja.

15.9K 784 115
                                    

Hello guys aku kembali lagi👋
Sorry guys aku baru bisa up hari ini🙏

Budayakan vote sebelum membaca!

Vote dan komentar kalian adalah penyemangatku❤

Happy reading..

**

Keadaan didalam ruang tersebut menjadi hening dan sedikit canggung bagi al dan ziya, Saat teman-temannya izin pulang untuk mengganti baju, nanti mereka akan kembali lagi dan menginap disini untuk menemani al.

Al melirik ke arah ziya, ia sedang menopang dagunya sambil melihat jendela yang sengaja dibuka agar udara segar dapat masuk.

"Gue laper. Makanan disini rasanya hambar! Gue ga suka." Ujar al memecahkan ke heningan diantara mereka.

"Ya sudah. kakak tunggu disini! Ziya mau beli__"

"Gak boleh. Lo disini aja! Temenin gue."

Ziya menyeringit heran. Tadi kayanya dia laper, saat ziya ingin membeli makanan tidak boleh dengannya. Dasar aneh.

"Katanya laper?"

Al mengangguk.
"Tapi gue mau lo disamping gue. Lo ga boleh kemana-kemana!"

Al mengambil ponselnya yang berada dimeja. Ia mengetik beberapa angka dan mulai menelepon sesorang.

"Bawain gue makanan kerumah sakit sekarang. Ga pake lama!" Al langsung mematikan teleponnya secara sepihak, tanpa mendengar jawaban dari sebrang sana.

Al menaruh kepalanya dibahu ziya seraya memeluknya dari samping.

Badan ziya menengang saat dipeluk secara tiba-tiba oleh al. Kedua pipinya memerah menahan malu, dan detak jantungnya sudah berdetak sangat kencang.

Ziya tersenyum tipis. Ntah kenapa ia merasa senang sekali dipeluk al. Padahal ini bukan pertama kalinya ia dipeluk al, tetapi ntah kenapa, pelukan kali ini terasa beda.

Terasa lebih hangat.

"Gue udah telepon temen gue, nanti dia yang bawain makanan kesini." Ziya mengangguk sebagai jawabannya.

Al menatap ziya lekat seraya tersenyum tipis,
'Kalau di lihat dengan jarak sedekat ini, dia terlihat sangat cantik. Kenapa lo baru menyadarinya al! Dan kenapa lo gak buka hati saja buar dia? Toh! Gue juga nyaman disamping dia. Terutama saat seperti ini.' ujarnya dalam hati.

Ziya yang merasa risih kerena terus dipandangi al, ia langsung menoleh ke arah al. Pandangan ziya terkunci dengan mata elang al, begitu pun sebaliknya. Mereka saling menatap mata satu sama lain.

"Lo cantik." Celetuk al tiba-tiba.

Ziya langsung memutuskan kontak matanya. Sudah cukup pandang-pandangannya. Semoga saja al tidak mendengar detak jantungnya.

Al memang bisa sekali membuat jantungnya berpacu tidak karuan dan juga membuat kedua pipinya menjadi merah merona seperti ini.

Al mengangkat kepalanya dan melepas pelukannya. Ia tertawa kecil melihat tingkah ziya. Saking gemasnya al langsung mencubit hidung ziya.

Sebenarnya ziya merasa heran. Kenapa sikap al menjadi hangat seperti kepadanya? Apa ia mengalami cidera yang cukup parah dibagian kepalanya? Hingga bisa membuatnya seperti ini.

Al menyingkirkan beberapa helai rambut ziya dan menyelipkannya dibelakang telinganya.

Al mendekatkan wajahnya.

Tokk.. Tokk.. Tokk..

Mendengar ketukan tersebut membuat al tersadar. Al mengerutuki dirinya sendiri, yang ingin mencium kening ziya. Ia benar-benar merasa bodoh sekarang!

ALDRIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang