27. Ice cream.

10.3K 636 73
                                    

Hello guys..
Huhu.. Sorry banget nih guys, aku telat uploadnya🙏 Akhir-akhir ini aku lagi banyak banget tugas guys..

Budayakan vote sebelum membaca!
Vote dan komentar kalian adalah penyemangatku❤

Typo bertebaran!

Happy reading...

**

Ziya menerjap-nerjapkan matanya saat ponselnya berbunyi dengan kencang menandakan ada sesorang yang meneleponnya.

Ziya mengambil ponselnya yang berada diatas narkas, dengan kedua mata yang masih tertutup rapat. Ia mengangkat telepon tersebut tanpa melihat siapa yang telah meneleponnya.

"Udah bangun?" Ziya membulatkan matanya saat mendengar suara pria yang berada disebrang sana. Ia menjauhkan ponselnya dari telinganya untuk memastikan siapa yang telah meneleponya.

Dan dugaannya benae saja! Yang meneleponnya itu adalah AL.

Ziya mendekatkan kembali ponsel tersebut ditelinganya seraya melirik ke arah jam dinding yang berada dikamarnya.

Jarum jam menunjukan ke angka setengah delapan. Ada apa al meneleponnya? Bukannya katanya ia akan menjemputnya jam 9 nanti?

"Hallo?" Mendengar suara dari al membuat lamunan ziya buyar.

"Kenapa?" Ujar ziya serak khas orang bangun tidur.

"Gue tau lo baru bangun. Dan sekarang gue mau, lo prepare dan dandan yang cantik. Gue tunggu!"

Bip!

Al langsung menutup teleponnya secara sepihak tanpa mendengar jawaban ziya terlebih dahulu.

Ziya menyumpah serapahi al didalam hatinya. Ia kesal dengan al, ziya ingin waktu liburnya ia jadikan untuk bersantai, bukan seperti ini. Ziya mulai berjalan menuju toilet dengan gerakan lambat.

Beberapa menit kemudian ziya sudah rapih menggunakan bajunya. Saat ziya membuka pintu kamarnya, secara tidak sengaja ia bertemu dengan tante tiara yang ingin berjalan melewati kamarnya.

Melihat pakaian ziya yang begitu rapih tiara memberhentikan jalannya.
"Kamu mau kemana?" Tanyanya.

Ziya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia bingung bagaimana mencari alasan yang tepat agar diizinkan oleh tantenya.

"Eum.. Ziya mau.. Mau nyari angin tente." Tiara tertawa kecil mendengar alasan ziya. Tentu saja ia tau kalau ziya berbohong.

"Kamu itu gak berbakat berbohong, gak seperti chandra yang tiap hari kerjaanya bohong mulu. Coba deh kamu belajar sama chandra." Kekeh tiara.

"Sebenarnya kamu mau jalan-jalan sama pacar kamu itu kan?" Sambung tiara. Seketika ziya membulatkan matanya saat mendengar pertanyaan dari tantenya yang bermaksud meledeknya.

"K-kok tante bisa tau?"

"Iya dong! Kan dari tadi al udah ada dibawah, bahkan dia udah minta izin juga sama tante dan om. Sekarang dia lagi ngobrol tuh sama om."

Sungguh, ziya ingin berteriak sekencang-kencangnya mendengar hal tersebut. Tentu saja ia senang, karena al bukan pria pengecut yang menjemput pacarnya didepan gang.

Tapi tunggu.. Sejak kapan al menunggunya dibawah? Kenapa tidak ada yang memberi tahunya kalau al dari tadi sudah berada dibawah? Dan apa katanya tadi, Pacar? Berarti tente tiara sudah mengetahui kalau mereka pacaran.

"Kamu tau? Pacar kamu udah nungguin kamu dari jam 7 pagi loh." Ujar tiara sedikit berbisik.

"S-serius tan?"

ALDRIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang