ALDRIC [END]

22. Rumah sakit.

Hello guys.. Aku kembali lagi🤗
Sorry ya aku agak telat updatenya, soalnya aku sibuk karena banyak tugas:((

Typo bertebaran!

Budayakan vote sebelum membaca!

Happy reading...

Semua anggota the fire pada sibuk untuk mencari tau dimana keberadaan al, mereka semua memencar mencari al agar lebih mudah menemukannya.

Jika kalian bertanya bagaimana mereka semua bisa keluar dari kawasan sekolah? jawabannya adalah karena chandra menelepon tante karin untuk mengizinkannya mencari al disaat jam pelajaran berlangsung. Dan akhirnya mereka semua diizinkan untuk mencari al, karena yang mengizinkannya adalah istri dari pemilik sekolahnya langsung.

Ziya berjalan seorang diri dipinggir jalan raya. Tadi chandra sempat memaksanya untuk mencari al bersama, tetapi ziya menolak mentah-mentah dan bilang kalau ia tidak mau ditemani oleh siapapun.

Ziya mencari al didekat kawasan sekolah, sesekali ia menunjukan foto al pada sesorang yang melintas dikawasan tersebut, tetapi semua orang yang ziya tanyai tidak ada yang melihatnya.

Ziya tidak putus asa ia terus mencari al. Dan tiba-tiba,

Brukk!

Seorang pria secara tidak sengaja menubruk bahunya sehingga membuat foto al yang ada digenggamannya terjatuh

Ziya mengambil foto tersebut dan sedikit membersihkannya, Ziya mengangkat kepalanya untuk melihat siapa pria yang menubruknya,
"Kalau jalan hati-hati dong!" Marahnya.

Pria tersebut tersenyum tipis sambil memandangi ziya,
"So-sorry, Tadi gue terlalu fokus teleponan sama temen gue!" Ziya mengangguk.

Pria tersebut masih saja memandangi ziya dengan tatapan.. Ntah lah! tatapan tersebut sulit dijelaskan.

'Omongan lo tadi gak bohongkan?'

'Hallo..'

'Hallo vin!'

Lamunan pria tersebut buyar, karena mendengar teriakan yang cukup kencang dari ponsel miliknya. Ya teleponnya masih tersambung dengan pria disebrang sana.

Pria tersebut mendekatkan ponselnya ke telinganya,
"Lo Periksa aja sendiri kalau gak percaya!"

'Awas lo kalau_'

Bip.

Pria tersebut menutup teleponnya secara sepihak, karena malas mendengar ucapan pria dari sebrang sana.

Ziya melangkahkan kakinya untuk bergegas pergi, tiba-tiba ia merasakan cekalan dipergelangan tangannya.

Ziya menoleh. Ternyata pria tersebut yang mencekal pergelangannya.
"Lo engga inget sama gue?" Ziya menggelengkan kepalanya.

"Waktu itu gue juga pernah nubruk lo saat dicafe, sampai lo jatuh. inget kan?" Ziya mencoba untuk mengingat-ingat siapa pria tersebut.

Ziya membulatkan matanya setelah ia mengingat pria tersebut, lalu ia mengangguk antusias.

Pria tersebut tersenyum,
"Nama lo siapa?" Tanya pria tersebut.

"Ziya. Kalau dipanggil nengok."

"Kok nengok?"

"Kalau gak nengok, nanti dikatain budek." Pria tersebut terkekeh mendengar ucapan ziya.

Sepasang mata pria itu melirik ke arah name tag yang terpasang diseragam ziya, ia menyipitkan matanya lalu membaca huruf yang tercetak,
"Clarissa ziya .A."