31. Menjauh.

11.5K 640 96
                                    

Hello everyone I'm back again👋👋
Hari ini aku upload lebih cepet guys😂 karena vote dan komennya udah lumayan banyak:v

Budayakan vote sebelum membaca!
Vote dan komentar kalian adalah penyemangatku❤

Typo bertebaran!

Happy reading...

**

Hari ini ntah kenapa ziya mendadak tidak mood untuk belajar. Ziya sudah beberapa kali dimarahi guru karena ketahuan melamun dan tidak fokus pada materi yang diajarkan.

Untung saja bel istirahat sudah berbunyi, membuat guru tersebut berjalan meninggalkan kelasnya.

Naura yang duduk disampingnya menyeringit heran. Tidak biasanya ziya bertingkah seperti ini, biasanya dialah yang paling cerewet diantara mereka ber-empat.

"Lo kenapa?" Tanya naura, tetapi tidak ada respon sedikit pun dari ziya, ia terus saja memandangi sesuatu objek dengan tatapan kosong.

Kayla dan audrey berjalan mendekat kearah ziya. Audrey menepuk pelan lengan ziya membuat ziya tersadar dari lamunannya.
"Lo ada masalah?" Ujarnya.

Ziya menggelengkan kepalanya pelan. Naura langsung merangkul bahu ziya.
"Pasti lo ada masalah! Udah gausah dipikirin. Lebih baik kita makan dikantin." Setelah mengatakan itu naura dan kayla menarik tangan ziya untuk bergergas kekantin.

Mereka ber-empat berjalan memasuki area kantin dan duduk dimeja paling pojok. Ziya berjalan menuju penjual ketoprak. Ia memberhentikan langkahnya, badannya mematung saat ziya tidak sengaja berpapasan dengan al.

Ziya menatap al sinis. Ia berniat pergi melewati sisi kiri al, tetapi al juga melangkah ke sisi yang sama. Ziya mengambil ke sisi kanan, al juga melakukan hal yang sama.
"Ish! Minggir dong!" Sentaknya.

"Maaf." Hanya kalimat itu saja yang terlontar dibibirnya, percuma saja menceritakan yang sebenarnya kalau ziya masih dalam keadaan emosi.

Ziya memutar matanya malas. Ia berjalan dan menabrak bahu al dengan kasar. Al tersenyum getir melihat sikap ziya.
'Segitu bencinya lo sama gue?' Tanya al dalam hati.

Flashback on.

"Berhenti sok polos kak! Ziya udah tau semuanya!" Ziya menatap al sinis, "Kakak pacaran sama ziya karena taruhan itu kan! Kakak gak bener-bener sayang sama ziya!"

Seketika seluruh badan al melemas mendengar ucapan ziya. Ini yang ia takutkan! Ziya akan tau semuanya disaat dirinya sudah mulai jatuh cinta dengan segala pesonanya.
"Lo tau dari mana?"

"Kemarin saat kakak dicafe sama kak davin. Tanpa kakak sadari ziya juga ada disitu, ziya mendegar semua percakapan kakak dan kak davin! Karena ziya sama teman-teman duduk tepat dibelakang kakak!"

"Dengerin dulu penjelasan__"

"Gak ada yang perlu dijelasin kak! Kak davin udah cerita semuanya ke ziya!" Al mengepalkan tangannya. Jadi ziya lebih baik mendengar penjelasan orang lain dibandingkan dengan dirinya?

Ziya mendorong bahu al agar jarak diantara mereka sedikit jauh.
"Ziya benci sama kakak!"

"Kenapa lo hanya benci gue?! Seharusnya lo juga benci sama davin! Karena davin yang buat perjanjian itu!" Bentak al.

"Perjanjian itu tidak akan terjadi kalau kakak engga terima perjanjian itu!" Setelah mengatakan itu ziya langsung pergi dari hadapan al.

Flashback off.

ALDRIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang