55. END.

21.5K 1K 530
                                    

BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA!

Part kali ini lumayan panjang menurut aku, sebaiknya dibaca perlahan-lahan agar tidak bosan.

Part kali ini lumayan panjang menurut aku, sebaiknya dibaca perlahan-lahan agar tidak bosan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING...

*

*

*

Malam ini Davin sedang berada disebuah cafe yang sering ia kunjungi bersama teman-temannya. Sesekali ia tertawa terbahak-bahak saat salah satu temannya membuat sebuah lelucon.

"KAK DAVIN!!"

Davin terkejut saat mendengar sesorang gadis meneriaki namanya dengan kencang. Semua orang yang berada disana langsung menoleh ke asal suara.

Ia berdiri dari duduknya saat melihat gadis yang dia suka, sedang berlari ke arahnya.

"Lo ngapain disini?" Tanya Davin pada Ziya.

"Mau ketemu sama kak Davin, karena Ziya kangen!" Ujar Ziya dengan ceria seraya tersenyum dengan lebar sehingga memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Davin langsung mengumpati detak jantungnya yang tiba-tiba saja berdebar dengan kencang hanya karena mendengar perkataan Ziya.

Ntah kenapa jantungnya selalu saja berdebar sekencang ini saat berada dekat dengan Ziya.

"Kak Davin gak kangen sama Ziya?" Mendengar pertanyaan gadis yang ada dihadapannya membuat semua lamunannya buyar.

Davin menundukan badannya untuk menyamakan tingginya dengan Ziya. Ia tersenyum tipis lalu menyentil kening Ziya dengan pelan.

"Kangen lah! Bahkan setiap saat gue selalu kangen sama lo dan selalu memikirkan bagaimana caranya agar kita bisa bertemu setiap hari."

Mendengar perkataan Davin membuat senyum lebar yang sedari tadi menghiasi wajah cantik Ziya tiba-tiba menghilang. Ziya langsung menundukan kepalanya.

Davin menyeringit heran melihat perubahan ekspresi Ziya yang secara tiba-tiba. Ia menatap gadis yang ada dihadapannya dengan sorot khawatirnya, lalu mengangkat dagu Ziya agar melihat ke arahnya.

"Kenapa?" Tanyanya dengan lembut.

Khawatiran Davin semakin menjadi saat melihat sisa-sisa air mata yang berada disudut mata Ziya.

Jika menatap wajah Ziya dengan lekat, hidungnya terlihat memerah dan kedua matanya sedikit sembab. Kenapa ia baru menyadarinya!

ALDRIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang