Sesuai permintaan Kiya untuk meniadakan walimah. Kini acara akad, akan di langsungkan selepas isya, hanya dihadiri beberapa tetangga dan sanak saudara. Permintaan dari masing-masing mempelai terwujud di hari ini.
Kiya benar-benar tidak menyangka bahwa permintaan darinya membawa ia duduk gelisah di dalam kamar ini. Di bawah sana, Jeffrey sudah duduk menghadap Bapak dengan tangan yang saling bertautan.
Azra yang berada di sebelahnya, terus mengusap punggung sang Adik yang benar-benar gelisah.
"Dek, dalam hitungan detik, kamu udah jadi istri orang." bisik Azra di saat suara Bapak sudah menuntun Jeffrey untuk mengucap ijab kabul.
Tak lama, kata 'sah' menggema di telinga membuat air mata langsung lolos jatuh ke pipinya. Waktu berjalan dengan begitu cepat, Kiya masih samar menerima itu semua. Azra memeluk Kiya dengan begitu haru, membuat Kiya semakin menangis.
Sementara di bawah sana, Jeffrey terus tersenyum, tak pernah rasanya ia sebahagia ini, semua penantian dan doa darinya berbuah kebahagiaan.
Jeffrey perlahan beranjak dari duduknya setelah mendapat intrupsi untuk menjemput Kiya yang masih duduk gugup di dalam kamar sembari menunggunya.
Pintu kamar terbuka lebar, ia menarik napas dalam sebelum kembali mengambil langkah untuk masuk ke dalam sana. Kakinya mulai menapaki permadani putih, yang menjadi tanda bahwa ia sudah berada di ruang yang sama dengan Kiya.
Ia mengangkat wajah, membuat Kiya langsung masuk ke penglihatannya. Jeffrey langsung terpaku menatap Kiya yang tengah duduk tertunduk beberapa langkah di depannya.
Jeffrey tak bisa lepas pandang, pesona dari Kiya sungguh tak bisa ia tolak, rasanya ingin sekali menggenggam tangan gadisnya itu sesegera mungkin.
Jangan tanya bagaimana perasaan Kiya saat ini, tentu dadanya bergemuruh hebat hingga membuatnya ingin menangis haru. Sekarang, tepat dihadapannya Jeffrey berada, senyum manis terus terukir di bibir lelaki itu. Ia berdiri saat Jeffrey mulai melangkah mendekat.
Tak lama, ia mencoba menggapai telapak tangan Jeffrey dengan ragu, "Dek, udah halal." bisik Jeffrey, membuat Kiya dengan ragu mulai menyentuh dan mengecup punggung tangan itu.
Telapak tangan yang dingin dari keduanya beradu, beberapa yang berada didekat sana tersenyum geli menatap dua insan yang tengah berbahagia itu.
Jeffrey dan Kiya kemudian sama-sama melempar senyum menatap satu sama lain. Untuk pertama kalinya, Jeffrey bisa menelisik mata indah itu dengan dalam. Tangan kiri Jeffrey kemudian tergerak menyentuh ubun-ubun kepala Kiya, sembari merapal doa,
“Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih.”
Jeffrey kemudian melangkah maju, mengecup singkat kening Kiya dengan lembut. Sudut bibir Kiya melekuk malu dan kepalanya terus menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lecturer
RomanceAjuan proposal ta'aruf dari Jeffrey Adhyaksa Gentama siang itu berhasil membuat Azkiya diam tak berkutik. Bagaimana tidak? gadis penghujung belasan tahun itu tak pernah menyangka bahwa sang dosen yang sama sekali tak pernah bersua padanya, mengingin...