25

17.5K 1.7K 102
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari pertama Kiya kembali ke kampus setelah empat hari meliburkan diri hampir berjalan seperti hari-hari biasanya, bedanya sejak awal pagi ia sudah dicerca berbagai pertanyaan dari teman-teman dekatnya.

Saat matahari semakin tergelincir naik pun tak ada hentinya bagi Atirah untuk bertanya lagi pada Kiya, entah karena gadis itu terlalu rindu ditinggal empat hari oleh Kiya atau terlampau penasaran dengan alasan Kiya meliburkan diri.

"Acara keluarga apaan sih, Ki? pasti rame banget ya?" mungkin ini ada adalah pertanyaan kesekian dari Atirah yang masih terus mencoba menilik kemana Kiya pergi selama empat hari ini.

"Tir, kepo banget sih heran deh." sahut Rena dengan jengkel.

"Kiya juga risih kali ditanyain mulu," tambah Alya memutar bola matanya dengan malas saat menghadapi Atirah.

"Ya kenapa sih aku kan cuman penasaran...tumbenan gitu Kiya ambil libur, pas Mba Azra wisuda S2 aja Kiya tetep kuliah," bela Atirah pada dirinya sendiri.

"Udah ih, pokoknya acaranya penting gak bisa ditinggalin, iya 'kan Kiya? " Kiya mengangguk saat Delia mengaju tanya padanya, Delia mengamit lengan Kiya untuk mempercepat langkah menuju gazebo, meninggalkan ketiga temannya yang ikut berjalan tergesa dibelakang sana.

Masih ada satu kelas lagi dihari ini, selagi menunggu waktu kelas dimulai, Kiya bersama keempat temannya menghabiskan waktu senggang di gazebo sembari meninjau kembali materi minggu lalu.

"Liat materi ini rasanya pengen pulang ke rumah aja deh," keluh Atirah sesaat setelah membaca satu baris materi dibukunya. Helaan napas panjang juga terdengar dari Alya, "iya, gak paham banget!" timpal Alya, seraya menyandarkan punggungnya disisi gazebo.
Alih-alih mengindahkan dua gadis yang tampak tak bersemangat didepannya, Rena lantas berbinar tatkala menatap Farhan yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Guys doa guys, semoga Farhan nyamperin kita dan kasi kabar baik kalo Bu Mawar gak masuk..." ucap Rena berharap banyak, keempatnya juga menatap arah pandang Rena.

Tak sepenuhnya tepat, Farhan memang menghampiri kelima gadis itu, tapi bukan memberi kabar bahwa Bu Mawar tak akan masuk, tetapi—

"Azkiya, di panggil Bu Erlina ke ruangannya." Kelima gadis yang semulanya tersenyum penuh harap pada Farhan lantas luntur setelah mendengar penuturan lelaki itu, bahu Rena seketika lesu, lalu menatap kepergian Farhan dengan sebal.

"Hayoloo...Kiya dipanggil Wadek, pasti gara-gara gak masuk empat hari," celetuk Atirah.

"Bukan, Tir...kayaknya ini konsul deh, aku sempet ngajuin konsul kemarin, beliau dosen PA aku," ucap Kiya dengan santai sembari mengemasi barang-barang miliknya. "Jamnya Bu Mawar jam setengah sepuluh 'kan?"

"Iya, Ki. Santai aja masih lama, semangat konsulnya!" balas Delia, membuat Kiya terkekeh lalu mengangguk sebelum akhirnya melangkah pergi menuju gedung dosen yang tak begitu jauh dari tempatnya berada.

LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang