29

11.7K 1.2K 128
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Sore hari, ketika Kiya dan Alya duduk bersama di tangga depan kelas, keduanya sama-sama bergeming berpikir keras mencari cara pulang di tengah hujan deras.

Ketiga teman yang lain sudah pulang lebih dulu, Rena dan Atirah yang memiliki jarak rumah yang tak begitu jauh dari kampus memilih menerobos hujan, sedangkan Delia...Kiya dan Alya tak tau, gadis itu hanya pamit dan berlalu begitu saja.

"Pulang sama Kak Jeff aja, Ki," usul Alya, Kiya menoleh cepat pada Alya, lalu netranya menyeleksi sekitar, memastikan bahwa tak ada orang lain yang ikut mendengar.

"Al, ngomongnya pelan-pelan, dong," balas Kiya, mengundang kekehan dari gadis didepannya.

"Iya, maaf. Tapi seriusan, kenapa gak pulang sama Kak Jeff aja?" tanya Alya.

"Motorku gimana? terus kamunya gimana? masa nunggu disini sendiri?" Alya merotasikan bola matanya, menatap Kiya dengan jengah.

"Santai aja, Ki, gak bakalan hilang juga kok motormu disini. Aku juga rencananya mau pesen taksi online, udah jam setengah empat nih, nanti gak keburu nyiapin bukber di kost Rena," Kiya menimbang sejenak, setelah berpikir, pulang bersama Jeffrey bukan hal yang buruk daripada harus meunggu hujan, yang tak tau akan berhenti entah kapan.

"Hm, oke deh. Kamu udah pesen taksi onlinenya belum?" tanya Kiya namun hanya dibalas gelengan oleh Alya, "baru mau pesen nih..." tambah Alya sembari mengeluarkan ponsel dari saku tas nya.

"Aku temenin kamu sampe taksi onlinenya dateng," ujar Kiya.

"Duluan aja, Ki, nanti kalo Kak Jeffrey pulang duluan gimana? disini juga masih lumayan rame, kok," tolak Alya, lagi-lagi Kiya menimbang, "Gimana kalo, kamu ikut sama aku aja? 'kan searah," tawar Kiya.

"Ngga deh, gaenak di akunya dong, Ki. Apalagi sama Kak Jeffrey," tolak Alya lagi, Kiya hanya menghela napas, tak enak hati meninggalkan Alya seorang diri.

Kiya bangkit dari duduknya, lalu berdiri seraya memperhatikan Alya, "Al, seriusan gapapa?" Alya mengangguk, lalu memperingati Kiya, "jangan lupa ke kost Rena,"

"Iya. Yaudah aku duluan ya, Al, hati-hati nanti pulangnya, Assalamualaikum!" ujar Kiya sesaat sebelum dirinya melangkah jauh dari Alya.

Kiya bergegas menuju ruang dosen, melangkah cepat karena takut tertinggal oleh lelaki itu. Bodohnya ia tak bertukar kabar, setidaknya ia memberi kabar bahwa ia akan ikut pulang bersama Jeffrey atau seharusnya ia bertanya lebih dulu kapan lelaki itu akan pulang. Seperti dugaannya, ia terlambat.

Saat hendak masuk ke ruang dosen, langkah Kiya terhenti ketika mendapati punggung Jeffrey yang tengah berjalan menuju mobilnya, dengan Jio yang berada di gendongannya dan payung yang ikut menaungi langkahnya.

Delia ada disana. Berjalan berdampingan dengan Jeffrey seraya melindungi lelaki itu dengan payung yang berada di tangan kanannya, tampak berhati-hati seolah  setitik air pun tak boleh menyentuh pundak lelaki itu. Sampai, ia tak sadar, payung lain yang bertugas melindungi dirinya justru ia biarkan begitu saja. Setengah tubuhnya cukup basah sebab gadis itu terlampau fokus memayungi seorang ketimbang dirinya sendiri.

LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang