"Bukannya dari awal kamu tau Dinda itu siapa?"
Jeffrey membalikkan pertanyaannya pada Kiya, lalu melepas obrolan begitu saja, seolah tak perlu ada yang di pusingkan, sebab Jeffrey sudah terbuka mengenai wanita itu sedari awal.
Namun, pertanyaan-pertanyaan lain mengenai sosok Dinda itu masih terus bergemul di kepala Kiya, walaupun sikapnya selayak biasa, namun tak bisa di pungkiri, ia tetap menyimpan banyak duga.
Kiya meremat tangannya dengan gelisah, satu persatu orang datang untuk duduk satu meja dengannya, tak ada yang Kiya kenali, semua terasa asing.
Jeffrey dan teman laki-lakinya sedang memisah diri, sebab ingin berbicara leluasa tanpa seorang wanita, namun Kiya tetap bisa menjangkau keberadaannya. Ingin sekali berteriak memanggil Jeffrey dan mengajak lelaki itu agar segera pulang, tapi apa daya, mereka baru saja tiba.
Kiya tersenyum ramah membalas tatapan asing orang-orang kepadanya, memperhatikan mereka semua kentara akan latar belakang yang berbeda.
Berpenampilan sederhana sama seperti dirinya, bergaya modis selayak artis ternama, sangat jelas di pandangan mata. Status pun tak kalah kentara terlihat, beranak dua bahkan tiga, hingga masih melajang tanpa pasangan.
Satu perempuan yang tepat bersebrangan dengannya mengambil atensi Kiya sejak awal datang, penampilannya sangat sederhana, seolah menemani Kiya agar tak merasa kecil di lingkup perempuan penuh gaya yang ada di sekitarnya. Paras segar perempuan itu tak menunjukkan bahwasanya ia telah beranak tiga, terlihat semua anak-anaknya masih balita, bahkan ia juga mempunyai seorang bayi yang tak lepas dari gendongannya.
Sedari awal ia datang, keduanya tak habis bertukar pandang, merasa canggung pula untuk untuk bertukar nama. Membuat keduanya sama-sama memilih bungkam.
"Eh ini Nurul? Gila ya, Rul, udah berubah aja penampilanmu!" Kiya terhenyak sesaat setelah seorang perempuan menyentuh pundaknya tanpa segan.
"Bukan, Mba..." Kiya mengibas tangan, menampik sapaan dari perempuan gempal di depannya. "Saya Azkiya, istrinya Mas Jeffrey," sambung Kiya. Sampai dimana ia memperkenalkan dirinya dengan jelas, lantas banyak yang mengambil tatap padanya seketika.
"Aku kira Nurul! Tapi serius istrinya Jeffrey? Jeffrey Adhyaksa Gentama?" cerca wanita itu, Kiya hanya dapat tersenyum kecil lalu mengangguk.
"Jeffrey Adhyaksa Gentama?" tanyanya lagi.
"Iya, Mba. Saya istrinya," balas Kiya. Wanita di depannya sontak memeluknya, dan menyapanya dengan ramah. "Saya Bila, Mba. Salam kenal ya, dulu akrab banget sama Jeffrey. Satu tongkrongan kita." Kiya tersenyum kikuk, sangat bingung harus menimpali apa.
"Walah, dari tadi penasaran banget, tapi segan mau tanya, rupanya istri Jeffrey ya?" sahut seorang perempuan lain yang tak jauh darinya.
"Jeffrey gak ngenalin istrinya, toh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lecturer
RomanceAjuan proposal ta'aruf dari Jeffrey Adhyaksa Gentama siang itu berhasil membuat Azkiya diam tak berkutik. Bagaimana tidak? gadis penghujung belasan tahun itu tak pernah menyangka bahwa sang dosen yang sama sekali tak pernah bersua padanya, mengingin...