💐Hollaa, lama tidak bertemuu! jangan lupa vote dan komentarnya yaaaa!
selamat membaca, dear.
"Ki, ini jadinya kita kuliah atau nggak, sih?" tanya salah seorang teman Kiya.
Kiya sudah didesak oleh pertanyaan dari teman-temannya, sebab keterlambatan Jeffrey hingga setengah jam pada perkuliahan di kelas Kiya pagi ini. Sebagai penanggung jawab untuk mata kuliah yang Jeffrey ampu, Kiya tak henti menghubungi lelaki itu.
"Aku udah telpon dari tadi tapi nggak diangkat sama beliau," jawab Kiya.
Teman sekelasnya sudah terlihat bosan sebab belum ada kepastian yang jelas. Setahu Kiya Jeffrey tak memiliki jadwal lain hari ini, maka ia cukup heran dengan keterlambatan ini.
"Temen-temen, masuk ke link yang udah di kirim ke grup ya, hari ini kinetika online," begitu kata Farhan.
Kiya merasa heran, ia langsung kembali menghubungi Jeffrey. Tapi tak diangkat juga, setelah beberapa saat, Jeffrey mengabari bahwa ia ada di rumah, Kiya terus bertanya mengapa Jeffrey ada disana ketimbang di kampus. Setelah menguliknya, Jeffrey tak bisa mengelak hingga memberitahu alasan mengapa ia pulang ke rumah.
"Mas kurang enak badan, tapi mas seriusan mas gapapa," balasnya pada pertanyaan Kiya.
Ketika tahu begitu, Kiya segera mengemasi mejanya lalu beranjak pulang, tak menggubris tatapan heran teman sekelasnya yang melihat ia melenggang begitu saja.
Oleh karena lelaki itu berangkat lebih dulu, dan hanya meninggalkan kecupan di keningnya sekilas, membuat ia tak bisa memastikan kondisi Jeffrey sejak pagi tadi.
Memang beberapa hari terakhir Jeffrey terlihat sangat memforsir kinerjanya, mengerjakan beberapa hal hingga larut malam dan bangun lebih awal untuk meninjau materi perkuliahan di setiap paginya. Akhirnya hari ini, ia tumbang juga. Pun meski begitu, Jeffrey tetap mengajar walau daring.
Kiya langsung menuju kamar ketika sampai di rumah. Jeffrey masih dengan kemeja yang sama dengan yang ia jumpai pagi tadi, fokusnya yang sedang menatap layar komputer sontak langsung beralih pada kedatangan Kiya.
Ia menutup mic dan kamera pada perkuliahannya yang sedang berlangsung lebih dulu, lalu menghadap Kiya.
"Sayang..."panggilnya, menyapa Kiya.
"Udah nggak butuh Kiya lagi ya?" tanya Kiya, meski ini bukan waktu yang tepat untuk bertengkar namun Kiya tak bisa menahan untuk tak mengeluarkan pertanyaan itu.
"Mas lagi sakit, loh, jangan di marahin..." ucap Jeffrey dengan pelan, ia sedikit takut dengan tatapan Kiya yang terlihat cukup dingin baginya.
"Minta urus Farhan aja. Kan tadi ngabarinnya ke Farhan duluan," ketus Kiya.
"Mas takut Kiya khawatir, takut ngerepotin juga." Kiya semakin kesal sewaktu Jeffrey berkata begitu. Ia maju mendekati Jeffrey lalu dengan cepat memukul dadanya.
"Mas tuh kaya sama siapa aja, Kiya ini kan istrinya Mas Jeffrey! Nggak ada istri yang ngerasa di repotin suami." Kiya menangis sebab terlalu kesal dengan sikap Jeffrey, dan lelaki itu segera memeluknya.
"Maaf ya, sayang..." ucap Jeffrey. Kiya segera melepas pelukan lelaki itu karena hangat tubuhnya bisa dirasakan oleh Kiya. Perempuan itu juga menyentuh kening Jeffrey dengan punggung tangannya.
"Badannya panas begini kamu bilang gapapa?" Kiya menatap Jeffrey dengan kesal, lalu melirik layar komputer yang Jeffrey tinggal, "istirahat aja emangnya nggak bisa? Harus banget paksain ngajar begini?" Kiya masih saja mengomel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lecturer
RomanceAjuan proposal ta'aruf dari Jeffrey Adhyaksa Gentama siang itu berhasil membuat Azkiya diam tak berkutik. Bagaimana tidak? gadis penghujung belasan tahun itu tak pernah menyangka bahwa sang dosen yang sama sekali tak pernah bersua padanya, mengingin...