19

16.5K 1.6K 79
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sore ini, Kiya tengah duduk ditaman kota seorang diri, bersama dengan dua kardus yang berisi susu dan roti yang berada disampingnya. Ia menghela napas panjang tatkala mendapati pesan masuk dari sang sahabat yang tengah melakukan ujian hingga tak dapat hadir disisinya.

Kiya menoleh memandang kardus yang berisi susu kotak serta beberapa roti yang sempat ia beli siang tadi.

Ia dan sahabatnya—Ayumi,  kerap kali melakukan kegiatan ini seminggu sekali, akan tetapi dalam bulan ini keduanya sama-sama sibuk hingga tak melakukan kegiatan rutin ini dalam bulan ini.

Hanya kegiatan kecil yang keduanya harap bisa menimbulkan senyum bahagia dari orang-orang disekitarnya. Kiya beranjak sembari membawa dua kardus itu dan berjalan mengelilingi taman kota.

Dari kejauhan senyum Kiya terbit dengan tulus ketika melihat beberapa anak kecil dengan baju lusuh tengah duduk sembari bermain didekat jalan raya, ia bergegas kesana, membawa langkah dengan girang melihat kebahagian kecil itu.

"Hai! Lagi ngapain?" tanya Kiya, keempat anak kecil itu memandangnya dengan aneh, Kiya tak hirau ia sangat terbiasa dengan tatapan itu.

"Kakak punya susu dan roti, kalian mau?" anak-anak  itu mengangguk malu membuat Kiya hanya terkekeh lalu membagikan susu dan roti yang sebelumnya telah ia bungkus ke dalam kantong-kantong kecil kepada mereka.

Karena kesusahan memegang dua kardus sambil membagikan susu dan roti, membuat Kiya meletakan kardus didekat kakinya, lalu menyerahkan satu persatu kantong untuk ke empat anak itu.

"Boleh minta dua lagi nggak, Kak? untuk Ibu dan adik kita yang dirumah," Kiya tersenyum, rupanya keempat anak itu adalah saudara dan yang baru saja bertanya adalah sang kakak tertua diantara ketiganya.

Kiya melebihkan satu kantong dari yang di minta dan menyerahkannya pada anak lelaki itu.

"Makasih banyak, Kak."

"Sama-sama..." keempatnya berlarian girang meninggalkan Kiya yang tengah bahagia menatap antusiasnya wajah anak-anak itu. 

Saat berbalik untuk kembali mengangkat kardus-kardus itu, ada seseorang yang mengambil alih kardus itu lebih dulu, membuat Kiya terkejut saat menangkap lelaki bertubuh besar sedang berdiri disampingnya.

"Eh?" Kiya mendongak dengan segera, membuat netranya menubruk sorot teduh sang lelaki.

"Mas Jeffrey?" Jeffrey tertawa kecil saat menangkap keterkejutan Kiya saat menatapnya.

"Hai!"

"Kok bisa disini?" tanya Kiya. Jeffrey tak menjawab, ia menarik sebelah tangan Kiya dengan pelan, "udah nanti aja tanyanya. Ayo lanjutin lagi." ujar Jeffrey.

Jeffrey dan Kiya berjalan beriringan menyusuri trotoar yang berada didekat pusat kota, disana keduanya banyak mendapati orang-orang kecil yang tengah berjualan di tepi jalan raya.

LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang