40

9.3K 827 69
                                    

Di sela jam makan siang Jeffrey datang seraya menenteng kantong berisi rawon yang dipesan Kiya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sela jam makan siang Jeffrey datang seraya menenteng kantong berisi rawon yang dipesan Kiya. Meski wanita itu meminta untuk dibawakan sepulang bekerja namun ia tak mau melewati keinginan Kiya dan bergegas dengan segera.

"Ada Jio juga?" sambut Kiya dengan menyapa Jio yang ikut berjalan di belakang Jeffrey.

"Mas lagi sama Jio tadi, biasa." Tak perlu di jelaskan apabila Jio berada di dekat Jeffrey, tentu karena Ayah dan Mama sedang sibuk, dan tak ada satupun orang rumah yang mampu mengurusnya. Jio hanya akan jinak apabila di dekat Jeffrey dan kedua orang tuanya, serta Delia.

Berbanding terbalik dengan Jeffrey yang penuh senyum, anak lelaki itu justru memicing pelan menatap Kiya. "Siapa?" tanya Jio, membuat Jeffrey menyenggol bahunya dengan pelan.

"Kak Kiya, loh! Masa gak kenal-kenal." Jeffrey berdecak gusar, lalu segera menghidangkan makan siang untuk Kiya.

"Kak Kiya berubah-ubah, Jio jadi bingung," ujarnya. Kiya bisa memaklumi, dirinya tengah tak bertudung, dan ini kali pertama Jio menjumpai dirinya dengan penampilan seperti itu. Mungkin selain itu, perubahan fisik Kiya juga membuat Jio tak mengenalinya sebab wajahnya yang menirus dan juga sedikit kusam.

"Karena Kak Kiya nggak pake kerudung, ya?" Jio mengangguk. "Dulu cantik," cetus Jio lagi.

"Jio," tegur Jeffrey, usai meletakkan semangguk rawon di depan Kiya, ia menyerahkan ponsel miliknya pada Jio.

"Main di depan TV sana, Kak Jeff mau bicara berdua sama Kak Kiya." Jio langsung menurut, "Tapi nanti kita ke tempat Ayah, 'kan?" Jeffrey menghela napas panjang, lalu mengangguk membuat anak lelaki itu beranjak dari hadapan Jeffrey dan Kiya.

"Makan gih, habisin ya."

"Kamu nggak sekalian makan, Mas?" Jeffrey menggeleng seraya menarik kembali mangkuk berisi rawon itu untuk lebih dekat dengannya.

"Mas barusan makan sama Jio tadi," jawabnya, ia tengah berusaha mengipasi makanan Kiya agar tak begitu panas untuk wanita itu santap.

"Ibu pulangnya dari jam berapa?"

"Sebelum zuhur gitu, Mas."

"Mas baru baca pesan Ibu selepas kamu telpon. Lama juga berarti kamu sendiri di rumah, kalau tau mungkin udah Mas susulin dari tadi," ucap Jeffrey.

Jeffrey tak berani lagi meninggalkan Kiya seorang diri, setidaknya ada satu orang yang tinggal disisi Kiya selama wanita itu dalam masa pemulihan. Kiya yang terlihat kacau hari itu tak kan luput dalam ingatan Jeffrey, dua figur yang ia rangkup, semua nyaris gagal kala itu.

"Nggak kenapa-kenapa kok, Mas. Kiya tiduran aja dari tadi di kamar," balas Kiya.

"Nanti Mas anter ke rumah Ayah aja, ya. Biar ada yang jagain disana." Kiya menggeleng pelan.

"Kiya mau ikut Mas Jeff aja."

"Baiknya di rumah, sayang. Disana nggak ada tempat istirahat, Mas juga lumayan sibuk, takut nggak perhatiin kamu."

LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang