20

18.2K 1.7K 95
                                    

lumayan panjang nih, jangan lupa vote dan komen nya yaaaa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.lumayan panjang nih, jangan lupa vote dan komen nya yaaaa!






Setelah hampir tujuh jam menempuh perjalanan, akhirnya Jeffrey dapat menginjakkan kaki di kota muasal sang Bunda dengan selamat dengan Kiya yang berada disisinya. Rumah tua tak berpagar dengan halaman yang sangat besar menghadap penglihatan Jeffrey dengan kokoh.

Diberanda teras, Mbah—ibunya Bunda, tengah tersenyum hangat menantikan pelukan darinya. Sudah hampir dua tahun ia tak menginjakan kaki di kota ini, sudah hampir dua tahun pula ia tak memeluk tubuh ringkih milik Mbah.

Ketiga Bude, sepupu dan sanak saudara lainnya juga hadir disekitar Mbah, seolah kedatangan ia dan Kiya memang dinanti oleh mereka.

Alih-alih mengambil koper terlebih dahulu dibagasi, Jeffrey lebih dulu menggandeng tangan Kiya dan melangkah mendekati Mbah.

"Assalamualaikum," sapa Jeffrey dan Kiya bersamaan.

"Waalaikumsalam..." Jeffrey memeluk tubuh Mbah sementara Kiya menyalami satu persatu Bude dan sanak saudara lainnya sebelum menyalami Mbah yang masih ingin melepas rindu dengan Jeffrey.

Pelukan Mbah terlepas, ia memandang cucu tampannya dengan senyuman, "Mbah sehat?" tanya Jeffrey dengan lembut namun hanya dibalas seulas senyum oleh Mbah. Atensi Mbah lalu teralih, menatap gadis tinggi yang berdiri disamping Jeffrey.

"Istrimu, Jeff?" tanya Mbah seraya menunjuk Kiya.

Jeffrey mengangguk lalu merangkul pinggang Kiya, "Salim sama Mbah, Dek," ucap Jeffrey, Kiya sedikit membungkuk dan meraih tangan Mbah.

Bukannya menerima uluran tangan Kiya, Mbah lebih memilih untuk memeluknya.

"Cantik," bisik Mbah saat memeluk Kiya.

Kiya hanya tersenyum, setelah pelukan singkat itu terlepas Kiya langsung mengambil tangan kanan Mbah lalu mengecupnya.

"Saya Azkiya, Mbah." Mbah mengangguk dan tersenyum menatap Kiya.

"Ini rame banget ada hajatan apa nih, Bude?" tanya Jeffrey setelah penglihatannya berpendar jauh ke dalam rumah.

Ketiga Bude itu terdiam dan saling memandang, "Iya, orang-orang lagi pada rewang," jawab Bude Sari—Kakak tertua Bunda.

Selain Bude Sari ada juga Bude Sarah dan Bude Sani. Bude Sari dengan tubuh besar dan perangai keras sangat mencerminkan bahwa ia yang tertua, ada juga Bude Sarah yang merupakan anak kedua, paling cantik dan tak terlalu suka berbicara, dan terakhir ada Bude Sani, anak terakhir Mbah yang berjiwa muda yang sikapnya berbanding terbalik dengan Bude Sarah, Bude Sani bertubuh gempal dan suka sekali berbicara.

Masing-masing Bude memiliki dua anak, Bude Sari memiliki satu anak laki-laki dan perempuan, anak lelakinya dua tahun lebih tua dari Jeffrey. Sisanya dari kedua Bude memiliki dua anak perempuan. Jadi, Mbah hanya memiliki dua cucu lelaki, maka dari itu Mbah begitu menyayangi Jeffrey

LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang