8

23.2K 2.5K 69
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Sepanjang pagi  ini,  Kiya tak diberi waktu jeda untuk mengistirahatkan otak serta otot-otot yang sedari tadi lelah duduk berjam-jam, kelas di mulai pukul tujuh pagi dan akan berakhir pada pukul setengah sembilan, tetapi otak yang sedang panas itu di tambah semakin panas  kala seorang dosen memajukan jadwal kuliah yang harusnya di mulai pukul setengah satu nanti. Kiya terus menggerutu dalam hati, ia tak henti melirik jam dinding yang berada di kiri.

Mata kuliah yang begitu padat di pagi itu membuatnya tidak diberi kesempatan untuk sekedar menghidupkan ponsel yang sedari semalam sengaja tak ia hidupkan ketika di charger. Kiya menepuk pelan jidatnya saat mengingat sesuatu, dengan segera ia merogoh tas dan menghidupkan ponselnya.

Getar dari ponselnya membuat  ia tidak fokus dengan keberadaan  dosen di depan sana, terlebih nama Jeffrey yang tertera di tampilan layar kunci itu. Diam-diam ia membuka ponselnya,  dan mendapati tiga pesan masuk dari Jeffrey sejak dua puluh menit yang lalu.

Bapak 2

|Assalamualaikum, Dek?
|Jadi kan?
|Saya udah di parkiran nih

Sebelumnya ia lupa mengabari lelaki itu bahwa kelas yang awalnya di mulai pukul setengah satu nanti mendadak harus di majukan hingga memaksa Kiya masih duduk menatap dosen di depan kelas saat ini, dan itu tentu saja mengacaukan janji yang sudah di rencanakan keduanya semalam.

Kiya langsung gelisah, perasaan tak enak menggerogoti hatinya karena sudah membuat Jeffrey menunggu di sela-sela jadwal padat dari lelaki itu.

maaf kak|
saya lupa|
saya ada kelas|
sepuluh menit lagi selesai|

Kiya menghela napas, ia benar-benar lupa dengan rencana yang ia buat dengan Jeffrey semalam. Ia mengetuk-ngetukan jari pada meja, ia benar-benar tidak sabar untuk keluar dari kelas ini dan segera menemui Jeffrey.

|Iya, gapapa
|Saya masih disini
|Parkiran sepi, langsung masuk aja ya nanti




Setelah sepuluh menit di landa rasa gelisah di dalam kelas, akhirnya ia dapat melenggang pergi keluar dari sana, "Kiya!" Kiya yang sedang melangkah dengan terburu hanya dapat menghela napas tatkala suara Atirah menghambat langkahnya, ia segera berbalik menatap Atirah yang berlari ke arahnya.

"Ke perpus kan?"

"Aku mau pulang,"

"Loh? kita kan udah janjian,"

"Aku lupa, aku harus pulang sekarang. Assalamualaikum, Atirah!" tanpa menunggu Atirah untuk kembali membuka suara, Kiya langsung mengambil kesempatan untuk pergi dari sana.

LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang