Ajuan proposal ta'aruf dari Jeffrey Adhyaksa Gentama siang itu berhasil membuat Azkiya diam tak berkutik. Bagaimana tidak? gadis penghujung belasan tahun itu tak pernah menyangka bahwa sang dosen yang sama sekali tak pernah bersua padanya, mengingin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langkah kecil yang mengalun dengan tergesa itu membawa tubuh Kiya untuk sampai ke depan pintu utama, ia tersenyum girang ketika mendapati Jeffrey yang baru saja pulang dari kampus. Baru selang tiga hari dari kepulangan ia dan Jeffrey dari kediaman Mbah, tapi Jeffrey sudah menjalani jadwal mengajarnya dengan jam penuh.
"Mas Jeffrey!" sorak Kiya sembari menebar senyum lebar saat menghadap Jeffrey dan menyalami lelaki itu.
Jeffrey ikut tersenyum kecil, tangannya tergerak mengusak puncak kepala Kiya sekilas kemudian melanjutkan langkah dan berlalu dari gadis itu, Kiya pun ikut mengejar langkah Jeffrey.
"Mas bawa apa?" tanya Kiya sembari melirik kedua tangan Jeffrey secara bergantian, Jeffrey selalu membawakan oleh-oleh untuk Kiya setelah pulang bekerja, entah membawakan martabak manis keju kesukaan Kiya, roti bakar, kacang rebus dan lain-lain. Berbeda dengan hari lain , kini Jeffrey justru tak membawakan apa-apa untuknya.
"Ngga bawa apa-apa. Mas mau mandi dulu ya, gerah banget," balas Jeffrey. Kiya langsung terdiam membiarkan Jeffrey kembali melangkah didepannya.
Kiya tersenyum kecut menatap punggung Jeffrey yang perlahan hilang dari penglihatannya. Jeffrey sedikit berbeda semenjak kepulangan mereka dari kediaman Mbah, lelaki itu menjadi sedikit lebih diam, bahkan tak jarang mengabaikan Kiya, membuat Kiya merasa tak nyaman dengan perubahan itu.
Kiya ikut menyambangi kamar, ketika masuk suara gemericik air dari kamar mandi kian jelas terdengar ditelinga. Selagi menunggu Jeffrey selesai mandi, Kiya membenahi barang-barang Jeffrey. Meletakkan kembali semua benda-benda yang berada diransel lelaki itu ke atas meja kerja, mengumpulkan pakaian-pakaian kotor yang tadi Jeffrey kenakan dan menyiapkan baju ganti untuk lelaki itu.
"Mas udah makan malem?" tanya Kiya sesaat setelah Jeffrey keluar dari kamar mandi. Lelaki yang tengah menyugar rambut hitamnya dengan handuk hanya menjawab singkat.
"Udah," jawabnya, lalu mengambil setelan piyama yang tergeletak diatas ranjang, yang sudah disiapkan Kiya sebelumnya.
"Tadi masak?" tanya lelaki itu sembari mengenakan pakaiannya.
Kiya menggeleng, "nggak, soalnya 'kan Mas gak makan malem dirumah, Kiya cuman masak mie aja untuk Kiya, " jawab Kiya sekenanya.
Jeffrey berdecak, "Mending pesen makanan dari luar aja daripada makan mie instan, Kiya..." ucapnya membuat Kiya hanya tersenyum.
"Mas capek nggak?" tanya Kiya.
"Nggak, kenapa?" Kiya tersenyum lebar lalu mendekati Jeffrey yang tengah mengancing atasan piyama birunya, lalu Kiya mengecup pipi Jeffrey sekilas.
"Temenin Kiya nonton ya?tadi Kiya juga ada buatin bolu pandan srikaya kesukaan Mas Jeffrey, Mas mau cobain?" tanya Kiya.
Jeffrey ikut tersenyum, "boleh..." balasnya sembari mengacak puncak kepala Kiya dengan gemas, lalu setelah itu keduanya sama-sama bergegas keluar kamar.