5

26.2K 2.9K 79
                                    

“Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk melamar (wanita kalian), maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut (dengan wanita kalian)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk melamar (wanita kalian), maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut (dengan wanita kalian). Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi)




Pukul delapan malam di kediaman Kiya, kini seluruh anggota keluarga berkumpul di ruang tengah. Dua anak gadis dirumah itu duduk bersebelahan menghadap Ibu dan Bapak yang tampak tengah serius memikirkan sesuatu.

Jeffrey sudah pulang dari rumahnya satu jam yang lalu. Lelaki itu pulang dengan begitu sumringah. Bapak benar-benar menyukai Jeffrey, hingga mengundang orang tua Jeffrey  datang di esok hari untuk segera menentukan tanggal pernikahan. Kiya hanya bisa setuju menyerahkan semua keputusan pada ibu dan bapak, ridho Allah ada pada ridho orang tua. Jelas, pilihan dari orang tua pasti yang terbaik.

Berbeda dengan Jeffrey yang tengah berbahagia, Kiya justru dilanda keraguan, semuanya berjalan dengan tiba-tiba. Jeffrey, lelaki itu sungguh berada di luar dugaan Kiya, Kiya tak pernah menduga bahwa lelaki nyaris sempurna seperti Jeffrey menginginkannya.

Berusaha untuk egois dan menyingkirkan Delia dari pikirannya, membuat ia semakin ragu. Hubungannya dengan Delia begitu dekat, walaupun Delia tak pernah terang-terangan mengatakan bahwa gadis itu menyukai Jeffrey tetapi Kiya jelas tau bagaimana gelagat Delia ketika di dekat lelaki itu.

"Bapak, Ibu?" panggil Kiya.

"Kenapa Bapak sama Ibu langsung ngerestuin Kak Jeffrey? padahal Ibu sama Bapak baru kenal sama dia," Bapak dan Ibu sama-sama mengulas senyum tulus, kemudian menatap Kiya dengan lembut.

"Dek...kalo laki-laki bisa jadi imam untuk sholat, insyallah dia juga bisa jadi imam untuk rumah tangga. Dalam pernikahan itu, untuk bisa menghasilkan keluarga yang sakinah mawadah warahmah harus di mulai dari pribadi seorang imamnya, setelah Bapak denger semua hal tentang dia, Bapak yakin kalau Jeffrey itu laki-laki baik." ucap Bapak dengan begitu tenang.

"Dia cinta sama kamu, Kiya. Bapak bisa lihat itu. Bapak pernah denger,pernah suatu ketika Imam Hasan bin Ali ditanya seseorang, 'saya punya anak gadis. Menurut tuan, dengan siapa sebaiknya ia saya nikahkan?' dan Imam Hasan jawab, 'nikahkanlah dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah. Kalau lelaki itu mencintai anakmu, ia akan memuliakannya, dan kalau tidak mencintainya, ia tidak akan menganiaya.' sampai disitu Dek Kiya paham gak?" tanya Bapak, setelah menjelaskan dengan panjang lebar, Kiya yang paham hanya mengangguk kecil.

"Jeffrey agamanya baik, dan dia cinta sama kamu. Bapak gak bisa bayangin, seberapa tenangnya Bapak, kalau anak bungsunya Bapak di jaga dan di muliakan dengan laki-laki sholeh seperti Jeffrey."

"Singkatnya, gak ada ada celah untuk nolak dia. Kiya boleh nolak, kalo Kiya punya kecondongan hati dengan dia," ucap Bapak seraya tersenyum hangat untuk menepis semua keraguan dari wajah Kiya.






LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang