Ajuan proposal ta'aruf dari Jeffrey Adhyaksa Gentama siang itu berhasil membuat Azkiya diam tak berkutik. Bagaimana tidak? gadis penghujung belasan tahun itu tak pernah menyangka bahwa sang dosen yang sama sekali tak pernah bersua padanya, mengingin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siapa yang bisa menandingi cerahnya wajah Jeffrey pagi ini? matahari pun tampak kalah cerah dari wajah lelaki itu. Lekuk bibirnya seolah enggan turun, dan semakin meninggi tatkala wajah gadis cantik menghiasi pikirannya.
Jeffrey masih mengingat jelas, semua hal yang terjaga dengan sempurna oleh gadis itu untuk dirinya, hatinya tak henti mengungkap kekaguman bagaimana sempurnanya paras Kiya dan hal-hal luar biasa lainnya pada diri gadis itu.
Sungguh, Jeffrey benar-benar jatuh pada pesona gadis penghujung belasan tahun itu.
Sibuk memikirkan Kiya membuat sekelilingnya seolah terlupa, ia cepat-cepat mematikan kompor tatkala sup ayam buatannya telah mendidih.
"Mas?" suara lembut itu berhasil membuat senyumnya merekah, ia berbalik menatap sang istri yang tengah melangkah ke arahnya.
"Hai sayang." balasnya, ia cepat-cepat menuangkan sup itu ke dalam mangkuk lalu menyusul sang gadis yang sudah menunggunya diruang makan.
"Maaf ya Mas, Kiya bangunnya kesiangan." ucap Kiya saat Jeffrey tengah meletakkan sup diatas meja.
"Gapapa, Mas tau Kiya pasti capek." Pipi Kiya tiba-tiba memanas mendengar itu, ia kembali mengingat kejadian semalam, membuatnya tertunduk tersenyum malu.
Jeffrey lantas terkekeh, ia duduk disamping Kiya dan menyiapkan sarapan untuk gadis itu.
Entah mengapa, sarapan pagi ini berlangsung dengan canggung, keduanya sama-sama terlihat malu, dengan senyum tak pernah lepas menghiasi wajah keduanya.
Selepas menyantap sarapan pagi, Kiya langsung mencuci piring-piring kotor dan peralatan masak lainnya. Jeffrey memperhatikan gadis itu dari belakang, ia tersenyum geli ketika sadar ada yang berbeda dari Kiya.
"Abis ini kita leyeh-leyeh yuk?" ajak Jeffrey setelah Kiya selesai mencuci piring dan melangkah mendekati dirinya.
"Cucian banyak, rumah berantakan. Gimana bisa leyeh-leyeh?" tanya Kiya.
"Memangnya Dek Kiya gak capek?" tanya Jeffrey, bermaksud untuk menggoda Kiya. Kiya memalingkan wajah, mukanya kembali memanas.
"Ngga, 'kan dibantuin sama Mas Jeffrey." balas Kiya.
"Siapa bilang? Masnya cuma mau leyeh-leyeh aja kok hari ini," ucap Jeffrey membuat Kiya sebal dan memukul pelan lengannya.
"Mas udah janji semalem!" ucap Kiya dengan sebal. "Iya-iya Mas bantuin." Jeffrey terkekeh lalu mengusak rambut Kiya dengan gemas.
"Mas nyapu aja, nanti Kiya yang ngepel. Kiya mau cuci baju dulu." Kiya beranjak dan melangkah menuju ruang belakang.
"Dek Kiya?" panggil Jeffrey sebelum gadis itu melangkah jauh, Kiya menghentikan langkahnya dan segera menoleh ke arah Jeffrey.