Page 30

2.6K 222 34
                                    


















Happy Reading!
























Dengan mata yang belum kering Wonyoung terus terisak berjalan setelah keluar dari taksi, di belakang Nako terus mengikuti sahabatnya yang pergi ke ruang UGD sebuah rumah sakit.


Tak tentu arah akan kemana Wonyoung terus mencari pasien yang mungkin baru saja masuk beberapa menit lalu, dengan tubuh yang gontai Wonyoung berjalan mencari dimana Yujin di tangani.


Berusaha menenangkan diri namun ia tak bisa berhenti menangis, mengeluarkan ponsel dari dalam saku dengan tangan yang amat sangat gemetar.


Menghubungi salah satu nomor yang mungkin saja bisa ia tanya, ia menelpon sopir kepercayaan Yujin yang saat mengantarkannya ke apartemen ia mintai nomor untuk menanyakan keadaan pria tersebut.


" Kumohon angkat "


" Hiks....angkat please " Tanpa henti Wonyoung mencoba menghubungi sopir tersebut.


Entah sudah sebasah apa pipi Wonyoung yang sudah di aliri airmata, ia benar-benar tak bisa menerima apa yang terjadi jika benar harus kehilangan orang yang paling ia cintai.


Dari nomor pertama Wonyoung menyerah dan berusaha menghubungi nomor lain, entah apa yang ada dalam pikiran Wonyoung ia malah menelpon ke ponsel Yujin berharap ada yang menjawab.


" Angkat Yujin kumohon, itu bukan kau kan? "


" Yujin~ "


Dan semua usaha gagal ia tak bisa menghubungi siapapun, Nako menghampiri setelah pergi berkeliling mencari seseorang yang bisa di mintai bantuan mencari informasi tentang Yujin.


" Wonyoung "


Gadis itu langsung menoleh dan cepat berdiri berharap Nako tau dimana keberadaan Yujin, gadis mungil itu menghela nafas berat sebelum mulai buka suara.


" Tadi aku berpapasan dengan salah satu suster, mereka bilang ada pasien darurat baru masuk yang mengalami luka tembak "


Jantung Wonyoung di pacu lebih cepat merasa akan ada hal buruk namun berharap bukan yang ia maksud, wajahnya semakin serius menunggu Nako melanjutkan apa yang ia tau.


" Pasien tadi sudah meninggal "


Dan hingga kalimatnya di selesaikan jantung Wonyoung serasa benar-benar berhenti, jantungnya yang tadi berdegup kencang terasa terhenti dan membuat dadanya sesak.


Untuk kesekian kalinya pipi Wonyoung harus basah dengan airmata saat tau orang yang paling ia sayangi sudah pergi, tak bisa menahan dan menopang tubuhnya yang melemas.


Wonyoung mengabrukan diri ke atas kursi yang ada disana, menangis sejadi-jadinya merasa hancur dan berantakan. Di tengah lorong yang sepi dan senyap ia menangis histeris, membungkuk memeluk kedua kakinya mengeluarkan rasa sakit kehilangan.


" Yujin~ " Lirih Wonyoung.


Nako ikut duduk di samping Wonyoung dan mengusap punggungnya memberi kekuatan agar tetap tegar, gadis itu terus menangis merasa tak bisa terus di samping Yujin.





















































" Wonyoung "


Di tengah tangisannya Wonyoung membangkitkan tubuh merasa terpanggil ia menoleh ke arah pintu masuk, karena air mata yang ia keluarkan padangan Wonyoung sedikit buram dan harus mengerjapkan mata agar fokus.


My Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang