Page 11

2.5K 285 97
                                    



































Happy Reading!













































Dengan rasa gelisah Wonyoung duduk di sopa kantor Yujin dengan wajah yang sangat cemas, bukan karena sendirian atau hal lain.


Ia merasa sedikit tak nyaman dengan tatapan orang di depannya, walau Wonyoung berusaha mengalihkan pandangan dari sudut matanya ia tau prang tersebut terus menatap dengan lekat.


Ingin meminta Yujin membatalkan tentang menjadinya sebagai model namun tak bisa karena sudah terlanjur, ia juga tak membuat Yujin kerepotan untuk mengatur semuanya dari awal.


Tapi Wonyoung bersumpah tatap Yena yang duduk di sebrangnya sangat amat mengganggu, ia menatap Wonyoung dengan terus menggigit dan menjilat bibirnya sendir.


Wonyoung buka  gadis bodoh atau polos ia tau itu punya arti lain apalagi dengan ia yang memakai rok pendek, agak menyesal telah merombak semua rok sekolahnya hingga sependek itu.


" Ah, maaf aku agak lama "


Akhirnya Yujin datang dan mulai bergabung, membuat Yena berhenti memandangi Wonyoung.


" Baiklah, ini konsep dari kami "


Yujin memberikan beberapa lembar kertas Yena dan Wonyoung, rencananya hari ini adalah membicarakan tentang konsep promosi yang akan mereka buat.


" Hmm, ini bagus "


" Aish, tunggu sebentar aku harus mengangkat telpon "


Yujin kembali keluar dan meninggalkan mereka berdua lagi, dari pada merasa tak nyaman Wonyoung melihat apa yang tadi di berikan Yujin.


" Kau bisa kan Wonyoung? "


Agak terkejut karena tiba-tiba Yena berada duduk di sebelah Wonyoung, ia benar-benar sangat dekat sampai Wonyoung bisa merasakan nafas Yena.


Dan bisa di artikan kepala Yena benar-benar sangat dekat hingga menempel di pipinya.


" T-tuan, maaf kau terlalu dekat "


" Lalu kenapa? Jangan takut "


Wonyoung tertegun karena tiba-tiba Yena merangkulnya, membuat mereka benar-benar sangat dekat.


" T-tuan, ku mohon aku tak nyaman "


" Kenapa? Bukannya kau biasa melakukannya? "


Tangan Yena mulai nakal bergerak menelusuri punggung Wonyoung lalu bergerak kesamping tepat ke arah pinggang.


" Aish, maaf diskusi terganggu "


Setelah Yujin kembali masuk dengan cepat Yena menarik tangannya dan menjaga jarak.


" Wonyoung, wajahmu pucat. Kau sakit? "


Bukan karena sakit justru Wonyoung gemetar takut karena perlakuan Yena, bahkan saat ini ia masih sangat merasa takut karena mengingat bagaimana tangan Yena menyentuh tubuhnya.


Walau ia sering di perlakukan begitu namun kali ini terasa berbeda jika Yena yang melakukannya.


" A-aku....aku... "


My Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang