Page 39

1.9K 188 17
                                        




































Happy Reading!



































































Di akhir pekan yang cerah Yena yang sehati-harinya sibuk dengan pekerjaan dan hampir tak ada libur, kini memanfaatkan hari kosongnya untuk seseorang.


Dengan pakaian yang sudah rapi ia berdiri di depan gerbang sebuah rumah, menunggu si pemilik rumah keluar untuk menemuinya.


Terus melirik ke arah jam tangannya hampir
Lewat dari waktu yang di tentukan, gerbang terbuka yang ternyata tuan Jo yang keluar.


" Yuri masih bersiap, masuklah dulu "


" Ah, tak apa. Aku menunggu disini saja "


" Pasti kau lelah menunggu disini, masuk saja "


Karena di paksa tentu akan membuat Yena merasa tak enak jika menolak lagi, ia masuk dan berjalan ke arah pintu rumah.


Menekan bell yang tak perlu menunggu lama Yuri datang membuka, walau masih terlihat dingin wanita itu masih punya perasaan untuk memberi Yena sebuah senyuman simpul.


" Masuklah "


" Heem "


Setelah membuka alas kakinya Yena masuk dan duduk di sopa ruang tengah, walau sering bertemu dan menyapa bahkan mengobrol mereka masih saja kaku dan canggung satu sama lain.


Yuri datang membawakan segelas teh untuk menemani Yena yang harus menunggu beberapa saat lagi, walau hanya sekedar mengajak Nari jalan-jalan sebab sudah lama tak pergi ia harus tetap terlihat rapi.


" Tunggu sebentar lagi "


" Iya "


Saat Yuri kembali masuk ke kamar putri mereka keluar dari kamar dan berlari kecil, menghampiri sang ayah yang menyambutnya dengan pelukan.


" Aigoo, anak ayah sudah besar "


" Merindukan ayah, hm? "



" Ayah~ "


Nari memeluk Yena dengan erat karena sudah lama ia jarang bertemu ayahnya karena di batasi Yuri, ia juga sangat bahagia karena di ajak jalan keluar hari ini.


" Ayah punya sesuatu, sebentar "


Yena merogoh saku belakang jeansnya dan mengeluatkan sebuah jepit rambut, ia memasangkan jepit rambut itu pada rambut putrinya.


" Aigooo, Nari cantiknya " Pria itu menciumi pipi Nari karena sangat gemas.


Yuri keluar setelah terlihat rapi dan cantik hingga membuat Yena yang menatapnya mematung, entah Yuri semakin cantik atau Yena baru menyadarinya bahwa matan istrinya itu sangat lah memukau.


Saking terpesonanya Yena terus memandang dan tak sedetikpun beralih, membuat Yuri sedikit malu karena terus di perhatikan.


" Kau bisa berhenti " Yena mengerjapkan mata mulai sadar dari lamunannya.


" Ah, maaf "


" Pergi sekarang? "


" Tentu, ayo sayang "


My Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang