Page 37

1.8K 200 16
                                    
































Happy Reading!







































Hari yang sangat cerah secerah senyuman para murid yang berbahagia menyambut hari kelulusan mereka, berkumpul di area lapangan setelah acara kelulusan selesai.


Saling mengucapkan selamat dan semangat untuk rencana masing-masing, termasuk Wonyoung yang tampak lebih sering di beri kalimat selamat karena berhasil mendapat posisi lulusan terbaik tahun ini.


Ia terus berterimakasih setelah mendapat ucapan selamat dan beberapa hadiah, bunga dan barang lain mereka berikan sebagai ucapan apresiasi pada gadis tersebut.


" Wonyoung! " Teriakan seseorang membuatnya terus mencari darimana arah sumber suara.


Ia tersenyum dan berlari menghampiri keluarganya yang sudah menunggu, dengan ceria ia melompat dan memeluk erat kedua orangtuanya.


" Selamat nak "


" Terimakasih ayah "


" Semoga kau sukses di masa mendatang "


Wonyoung mulai mendapat kebahagiaan sempurnanya kali ini, kedua orangtua yang dulu amat sangat membencinya kini berbalik memberikan rasa sayang dan kehangatan.


Tak ada pukulan dan bentakan lagi yang selalu menjadi makanan sehari-hari Wonyoung, sekarang hanya ada pelukan dan senyuman lebar ketika ia pulang ke rumah.


Haru kedekatan mereka terhenti ketika Wonyoung melepas pelukan, ia mulai mengedarkan pandangan ke segala penjuru arah mencari seseorang yang masih kurang disana.


Wonyoung menggembungkan pipi dan cemberut tak ada tanda-tanda orang yang ia cari, ia jadi merasa kesal di hari sepenting ini Yujin tak datang memberinya selamat.


" Kau mencari Yujin? " Tanya Hyewon, gadis itu semakin cemberut lalu mengangguk.


" Dia bilang tak bisa datang karena ada urusan "


" Benarkah? Kenapa dia tak bilang? "


Ibu Wonyoung mengambil alih semua haduah dan bunga di tangan putrinya, membiarkan gadis itu merogoh ponsel dari saku almamater dan menghubungi Yujin.


Beberapa pesan di kirim namun tak juga di balas hingga ia beralih ke panggilan telpon, berhasil tersambung namun tak ada jawaban hingga beberapa kali panggilan tetaplah sama.


" Cih! Om-om menyebalkan "


Ia memasukan kembali ponselnya ke dalam saku dengan perasaan kesal, selain tak datang Yujin ternyata malah sulit di hubungi.


Wonyoung menoleh ke arah Daeju yang di gendong Eunbi, melampiaskan rasa kesalnya ia merebut anak tersebut dan mencium pipi Daeju puluhan kali hingga anak itu menangis.


" Lihatlah bayi dan bayi bersama aura menggemaskannya semakin kuat " Semua terkekeh dengan ucapan Hyewon yang melihat kelakuan kekanak-kanakan adiknya.


" Karena hari ini spesial, ayah traktir makan daging "


" Memang ayah punya uang? "—Wonyoung.


" Kau meragukan ayah? "


" Aku takut kita di suruh mencuci piring karena tak bisa bayar "


My Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang