Page 47

1.3K 191 33
                                    

























Happy Reading!


















































Waktu terus berjalan hingga hari ke hari terus berganti, tak terasa perpisahaan antara Wonyoung dan Yujin sudah  sampai waktu satu bulan.


Yang tak Wonyoung sangka adalah Yujin benar-benar menghilang tanpa jejak dan kabar, tak ada sedikit pun informasi yang ia dapat tentang keberadaan, keadaan dan kabar pria tersebut.


Pernah satu waktu sebuah artikel tentang Yujin dimuat di internet seminggu setelah keberangkatannya ke Jepamg, namun itu hanya sebuah berita yang mengabarkan kepergian Yujin untuk pindah kepengurusan perusahaan serta berakhirnya hubungan antara mereka.


Tentu itu membuat Wonyoung entah harus sedih atau senang, disatu sisi ia belum dikenal banyak orang namun sedihnya adalah kenyataan bahwa hubungannya benar-benar berakhir dengan Yujin.


Walau sudah berusaha membiasakan dan berusaha merelakan namun itu terlalu berat bagi Wonyoung karena setiap malam ia akan terus memikirkan Yujin, mengenang rasa penyesalan dan berujung tangis karena rindu.


Ia juga tak mengerti kenapa bisa Yujin begitu mengusai perasaan dan hatinyas secara penuh, bahkan tak ada sedikitpun celah untuk orang lain masuk dan menggantikan meskipun itu Asahi yang sempat dekat.


Wonyoung hanya bisa mengerti dan paham bahwa mungkin inilah yang dinamakan hukuman, tak perlu Yujin yang membalas karena semesta punya caranya sendiri dalam mengurus insannya.


Seperti malam ini, untuk kesekian kalinya Wonyoung melakukan hal yang sama seperti dulu jika ia merindukan Yujin.


Berjalan melewati jalan daerah tempat tinggal Yujin hanya untuk melihat suasana rumah tersebut yang sama setiap harinya, sepi dan hanya pengurus rumah yang berada di dalam.


Seperti biasa Wonyoung berdiri tepat di depan gerbang rumah Yujin, berdiri disana tanpa melakukan apapun selain mengingat semua kenangan mereka di rumah tersebut.


" Sudah lama yah " Ucap Wonyoung menatap gerbang besi yang dulu sering ia lintasi, memasuki rumah di sambut Yujin dengan hangat atau sebaliknya.


Wonyoung mengangkat kepala ke atas menatap langit malam yang tak menunjukan bintang satupun, menghela nafas saat sesak mulai terasa karena sangat merindukan seseorang.


" Kenapa...kau membuatku begini? "


" Kenapa kau pergi tanpa mengembalikan hatiku? Kenapa kau membawanya? "


Kalimat-kalimat yang sama Wonyoung serukan setiap malam, di tengah lelahnya menjalani kehidupan ia akan selalu merindukan Yujin dengan segala kehadirannya.


Perginya Yujin membuat Wonyoung merasaka kehilangan segalanya, selama ini hanya pria itu yang bisa menjadi semangat dan pemberi kasih sayang.


" Kenapa kau tetap melangkahkan kakimu pergi? "


" Kau membuatku menunggu harapan, bisakah kau kembali dan tetap bersama? "

Sakitnya mulai terasa ketika semua pertanyaan memiliki jawaban yang sama, semua sebab kesalahannya dan yang membuat Wonyoung merasa buruk adalah Yujin benar-benar hancur hingga memilih pergi untuk menghilang.



" Aku merindukanmu~ " Suara Wonyoung mulai getir karena terlalu berat menerima kenyataan ia kini sendirian, sesak dibagian dada mulai mendorong matanya mengeluarkan airmata.


My Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang