Arka Pov
Hari ini gue merasa ada yang aneh dengan diri gue. Entah kenapa gue merasa kesal melihat Naya dan Rafa mengobrol dikelas tadi, bahkan kedua anak itu tersenyum. Padahal saat dengan gue, mereka selalu memasang wajah kesal. Gue merebahkan tubuh gue diranjang. Kata-kata Naya tadi masih tergiang di telinga gue.
"Apa gue ganggu banget?" Keluh gue pelan sambil menutup mata gue dengan lengan kanan gue.
Tadi gue gak sengaja ketemu Naya saat sedang mengunci ruang Osis. Gue mengajak cewek itu pulang karena memang kami satu komplek. Bahkan gue gak membahas soal Naya harus merahasiakan hubungan gue dan Rafa. Tapi kenapa cewek itu malah berpikir seperti itu.
Gue menghela nafas pelan. Sudahlah gak akan ada yang berubah juga kalo Naya gak jadi bahan keisengan gue. Gue bangkit lalu bergegas untuk mandi. Rasanya gue lelah dan mau tidur setelah mandi.
Malamnya gue sedang mengerjakan PR hingga seseorang mengetuk pintu kamar gue lalu membukanya. Gue menoleh dan melihat Rafa masuk ke dalam. "Tumben ke sini malem-malem." Kata gue asal. Hari ini rasanya gue gak mood untuk menggoda Rafa.
Rafa yang cuek pun langsung tiduran di kasur gue dan menyalakan TV. Gue memandang anak itu dengan tatapan aneh. "Mommy minta temenin ke sini, katanya mau nganterin oleh-oleh Omma." Katanya cuek.
"Ohh." Kata gue asal. Gue kembali fokus mengerjakan tugas gue. Rafa bangun lalu duduk sambil menatap gue. "Kenapa?" Tanya gue tanpa menoleh.
"Gue tau lo emang iseng, tapi kayanya lo harus berhenti isengin Naya. Tadi dia cerita ke gue dan bilang gak nyaman sama sikap lo yang seakan gak percaya sama dia." Kata Rafa serius.
Gue menghela nafas pelan. "Iya, gue udah bilang gak akan ganggu dia lagi. Udah sana pulang gue mau ngerjain tugas." Kata gue asal tanpa melihat wajah Rafa.
Rafa menatap gue dengan tatapan bingung. "Lo kenapa bang?" Katanya tak mengerti. Tepat saat itu Mommy memanggil Rafa mengajaknya untuk pulang.
"Rafa, yuk pulang, kasian Tama nungguin di rumah." Kata Mommy muncul di depan pintu kamar gue. Mommy terdiam melihat keheningan di dalam kamar gue. "Abang lagi belajar ya, maaf ya Mommy ganggu." Kata Mommy tak enak.
Gue tersenyum melihat Mommy. "Gak kok Mom, itu tadi Rafa juga udah mau turun." Kata gue mencoba berbicara seperti biasa.
"Yaudah abang lanjut lagi belajarnya, Mommy pulang dulu ya sama Rafa." Kata Mommy tersenyum. Gue hanya tersenyum dan mengangguk pelan. Rafa akhirnya bangkit dari duduknya dan mengikuti Mommy keluar kamar gue. Ia sempat menoleh sebentar melihat gue, lalu pergi keluar.
Gue menghela nafas pelan dan menundukkan kepala di atas meja. "Gue kenapa si jadi aneh gini." Keluh gue pelan.
Hari demi hari pun berlalu, gue mulai menyibukkan diri dengan kegiatan Osis. Sudah beberapa hari ini gue tidak melihat Naya. Gue juga sudah tidak pernah mendatangi kelas Denis lagi. "Lo kenapa lesu banget beberapa hari ini?" Tanya Yoga duduk disebelah gue.
"Gak papa, lagi males aja." Kata gue cuek.
Sekarang kami sedang jam olahraga. Gue duduk di pinggir lapangan, biasanya gue suka ikut anak-anak main basket, tapi hari ini rasanya gue malas. Setelah mengambil nilai gue hanya duduk di pinggir lapangan. Gue melihat kelas 10 IPA 1 sedang praktek lari. Sekilas pandangan gue dan Naya bertemu. Kami sama-sama terdiam tanpa ekspresi apa pun. "Kantin aja yuk." Kata gue mengalihkan pandangan mengajak Yoga pergi.
Yoga tampak aneh melihat gue, namun cowok itu hanya diam dan mengikuti gue. "Lo berantem sama pengharum ruangan lo?" Tanya Yoga saat kami sudah duduk di kantin. Gue hanya diam sambil mengangkat bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebgram Fall in Love
Teen FictionArkana Dwi Alexander, seorang remaja SMA yang aktif dan energik. Selain aktif disekolah sebagai wakil ketua OSIS, ia juga aktif sebagai selebgram. Dia juga banyak melakukan endorse untuk beberapa produk. Arka belum pernah merasakan jatuh cinta, ia t...