7 - Mengganggu

46 5 0
                                    

Arka Pov

Karena gue masih belum percaya sama Naya, gue harus perhatiin itu anak. Siapa tau Naya gak sengaja keceplosan soal kemarin kan bisa gawat. Sebenarnya sudah beberapa hari sejak kejadian di rumah Rafa, tiap hari gue tidak pernah bosan mengingatkan cewek itu dengan bahas tersirat. Gue kira kami sudah lebih dekat sekarang, namun ternyata cewek itu masih saja datar atau memasang wajah sebal jika melihat gue.

Anehnya setiap pulang sekolah cewek itu cepat sekali menghilangnya seakan menghindar dari gue. Pagi itu gue baru keluar dari ruang Osis karena ada beberapa berkas yang harus gue cek. Gue melihat Naya baru memasuki lobby sekolah. Cewek itu tampak santai memasuki sekolah. Gue pun iseng untuk mengagetkan cewek itu sekalian mengingatkan kembali untuk menjaga rahasia kami.

Dengan hati-hati gue mendekati Naya. "Dor." Kata gue sambil menepuk punggungnya dari belakang.

"Ahhh..." Naya berteriak karena terkejut. Gue tertawa melihat ekspresi kaget cewek itu. Naya menoleh dan menatap gue dengan kesal. "Lo ngapain si kak." Katanya jutek. Anak-anak yang baru datang sempat memperhatikan kami saat Naya teriak karena kaget. Karena menjadi pusat perhatian sudah biasa buat gue, jadi gue cuma cuek aja melihat keadaan itu.

"Pagi-pagi udah jutek aja." Kata gue asal mengikuti jejak langkah Naya.

Naya melirik gue dengan tatapan malas. "Iya masih pagi, gue masih mau hidup sebelum diterkam macan lo kak." Katanya sebal.

Gue menatap Naya tak mengerti. Cewek ini selalu bilang soal macan, padahal kami sedang di sekolah bukan di kebun binatang. "Lo gak lupa kan sama janji kita." Kata gue membuka pembicaraan baru.

"Lo segitu gak percayanya ya kak sama gue, gue gak bilang siapa-siapa. Lo gak usah sampe ngikutin gue tiap hari juga." Katanya cemberut.

Gue tertawa mendengar ucapan polos Nia. "PD lo, orang gue mau ke kelas lo ngasih ini buat Denis." Kata gue tersenyum mengacak rambut Naya lalu berjalan mendahului cewek itu menghampiri Denis yang sedang berdiri didepan kelas.

Sebenarnya gue tau Naya tidak akan bilang siapa-siapa, apalagi Rafa bilang cewek itu tidak terlalu perduli dengan urusan orang lagi. Tapi rasanya akan sulit untuk mengajak cewek itu berbicara kalo bukan soal janji kami. Masalahnya cewek itu pintar sekali menghindari gue. Gue sampai berpikir kalo cewek itu punya jurus menghilang seperti anime di TV.

"Bang, tumben pagi-pagi ke sini." Kata Denis tersenyum melihat gue menghampirinya.

"Nih, kata Ka Giska lo diminta infoin kelas 10 yang kemarin ikut buat study banding Osis lusa." Kata gue memberikan berkas yang gue ambil di ruang Osis tadi. Lusa akan ada study banding dengan Osis sekolah yang sebelah. Ka Gisha berniat untuk mengajak 2 orang anak kelas 10. Salah satu anak yang terpilih adalah Denis.

Awalnya gue mau memberitahu Denis saat istirahat. Tapi karena pagi ini gue melihat Naya, jadi gue sekalian aja mengikuti cewek itu ke kelasnya. Gue lihat Naya sedang duduk dikursinya sambil memandang keluar jendela. Gue juga melihat Rafa yang sibuk memainkan ponselnya dibelakang Naya. Rafa menoleh ke arah gue dan memandang gue datar, gue hanya tersenyum miring membalas tatapannya itu.

"Gue ke kelas dulu ya. Jangan lupa infoin Yesa." Kata gue pamit meninggalkan Denis.

"Siap bang." Kata Denis sambil nyengir.

Sebelum pergi gue melirik kembali ke tempat Naya duduk dan cewek itu menoleh dan menatap gue sebal seakan menyuruh gue segera pergi dari depan kelasnya. Gue tersenyum lalu melambai sedikit sebelum pergi. Naya membulatkan matanya melihat tingkah gue. Baru kali ini gue senang mengusili orang lain selain Rafa, walaupun gue juga sering iseng sama temen gue yang lain, tapi Naya berbeda, setiap melihatnya membuat gue ingin menjahili cewek ini terus.

Selebgram Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang