Tak terasa kini gue sudah kelas 12, gue pun sudah tidak sibuk di kegiatan Osis lagi. Tidak perlu datang pagi merupakan salah satu hal yang baru buat gue. Karena bisa berangkat lebih siang, gue pun lebih sering berangkat bersama dengan Naya. Kebiasaan gue yang lain pun mulai berubah. Gue lebih sering pulang sore karena harus mengikuti bimbel untuk persiapan tes universitas.
Hari itu seperti biasa gue dan Naya berangkat bersama. "Hari ini kamu pulang sore?" Kata gue saat kami baru sampai parkiran.
"Iya, ada ekskul PMR dulu. Kakak bimbel hari ini?" Tanyanya sambil berjalan disebelahku.
"Iya, aku langsung ke tempat bimbel pulang sekolah, kamu hati-hati pulangnya." Kata gue mengelus kepala Naya. Cewek itu pun mengangguk dan tersenyum.
"Masih pagi udah mesra aja." Goda Denis yang sedang berjaga di lobby. Semenjak gue lengser, Denis naik dan menjabat sebagai ketua Osis. Anak itu sedang berdiri menemani anak kelas 10 berjaga di lobby.
Anak-anak kelas 10 tersenyum saat gue dan Naya mendekat. "Pagi kak." Kata mereka ramah.
"Pagi, semangat ya jaga pagi nya." Kata gue ramah, sedangkan Naya hanya tersenyum di samping gue. Kami melewati mereka dan berjalan menuju Denis. Naya yang biasanya cuek sedikit demi sedikit mulai berubah.
"Masih pagi jangan gosip." Kata gue sambil tertawa saat kami sudah didekat Denis. Anak itu hanya nyengir saja.
"Ines udah dateng?" Tanya Naya.
"Udah, tapi lagi ke ruang Osis dulu, katanya mau ngecek laporan." Kata Denis.
"Semangat jaganya." Kata gue sambil tersenyum lalu mengajak Naya masuk ke dalam sekolah.
Kami berdua akhirnya berpisah setelah melewati tangga lantai 2. Naya menuju kelasnya dan gue naik kembali menuju kelas gue. Gue bersenandung pelan sambil berjalan menuju kelas. Gue kira gue akan bosan karena sudah tidak ada kegiatan Osis lagi, tapi siapa sangka sekarang gue lebih bisa santai di sekolah. Selain itu gue juga bisa menghabiskan waktu bersama Naya.
Dikelas anak-anak sudah sampai. Gue duduk disebelah Yoga yang sedang mengobrol dengan Andre. Bobby anak itu sedang menagih uang kas seperti biasa. Dikelas 12 ini pun Bobby menjadi ketua kelas kembali. Alasan sebenarnya karena anak-anak tidak ada yang mau menjadi ketua kelas.
"Yang udah gak jadi ketos sekarang datengnya siang mulu nih." Goda Yoga saat gue duduk di sebelahnya.
Gue pun tertawa. "Jemput ibu negara dulu." Kata gue nyengir.
"Jadi bucin sekarang." Kata Andre tertawa pelan. Gue mengangkat bahu dengan acuh. Dulu gue sering meledek mereka karena terlalu bucin dengan pacarnya, namun sekarang aku mengerti kenapa mereka begitu.
Memang setelah jadian dengan Naya gue jadi ingin memanjakan cewek itu. Padahal Naya tidak pernah meminta gue untuk mengantar jemputnya tetapi gue ingin melakukannya. Apalagi rumah kami searah. Jadi, tidak ada salahnya jika kami berangkat dan pulang bersama.
"Btw, hari ini jadwal bimbel apa?" Tanya Andre sambil membuka ponselnya.
"Fisika sama Bahasa." Kata Yoga santai.
Kami berempat mengikuti bimbel yang sama diluar sekolah. Setiap kelasnya mempunyai grup kelas untuk menshare jadwal atau tugas. Bobby termasuk yang paling aktif di grup dibandingkan dengan kami bertiga. Bahkan anak itu sudah kenal dengan semua anak dikelas.
Sore itu kami berempat pergi ke tempat bimbel bersama. Andre dan Bobby masih di lobby bawah bimbel, sedangkan gue dan Yoga sudah masuk ke dalam kelas. Yoga yang ingin pergi ke toilet pun pergi meninggalkan gue sendiri. Saat Yoga pergi seseorang cewek yang baru datang menghampiri gue. Nampaknya ia anak baru yang baru saja bergabung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebgram Fall in Love
Ficção AdolescenteArkana Dwi Alexander, seorang remaja SMA yang aktif dan energik. Selain aktif disekolah sebagai wakil ketua OSIS, ia juga aktif sebagai selebgram. Dia juga banyak melakukan endorse untuk beberapa produk. Arka belum pernah merasakan jatuh cinta, ia t...