46 - CLBK?

14 0 0
                                        

Naya Pov

Sudah seminggu setelah Kak Arka pulang ke Jakarta. Selama seminggu cowok itu disini membuat hari gue terasa berbeda. Gue merasa seperti kembali ke masa SMA dulu saat kami masih bersama. Semua perlakuan yang Kak Arka berikan pun tidak berubah. Ia masih lembut dan memperlakukan gue dengan baik. Hubungan gue dan Kak Arka pun kembali membaik seperti awal kenal dulu. Gue pun tau jika Kak Arka masih menyimpan rasa yang dulu, bukannya gue tidak memiliki rasa sama sekali dengan cowok itu hanya gue belum yakin dengan diri gue sendiri. Apalagi gue belum lama putus dari Rio, dan gue belum menyelesaikan semuanya dengan cowok itu.

Setelah berbicara dengan Kak Arka mengenai hubungan gue dengan Rio, gue pun yang awalnya menghindari Rio pun mulai memberanikan diri untuk mengajak cowok itu berbicara. Gue dan Rio berawal dengan hubungan baik meskipun kami sering bertengkar awalnya dan sekarang kami seperti dua orang asing. Hari ini gue berniat mengajak ngobrol Rio, kebetulan kami memiliki kelas yang sama hari ini.

Hari ini gue ada kelas Analisis Laporan Keuangan dengan dosen Pak Wanto. Seperti biasa gue duduk dengan teman-teman gue Tami, Panji, dan Fian. Kami berempat biasa duduk di pojok kanan dekat jendela. Gue melihat Rio dan teman-temannya masuk dan duduk di belakang. Rio melihat ke arah gue sekilas lalu berjalan begitu saja. "Tumben si Rio gak nyari gara-gara lagi." Kata Tami merasa heran melihat Rio.

"Bosen mungkin." Kata gue asal. Gue melirik ke arah Rio, bagaimana gue harus mengajak cowok itu berbicara? Apakah gue urungkan saja niat gue itu. Batin gue sedang sibuk berbicara sendiri.

"Bagus dong Rio yang nyari gara-gara lagi." Kata Panji tersenyum miring. 

"Lo mah emang seneng saingan berkurang." Kata Alda melirik Panji. 

Gue menghela nafas pelan, gue tau Panji memang menyukai gue dari pertama kami kenal, tapi saat itu gue sudah berpacaran dengan Rio dan gue tidak berniat untuk bermain hati dengan cowok lain. Bahkan setelah gue putus pun gue tidak merasakan ada yang berbeda dari Panji mungkin karena gue sudah menganggap Panji hanya sebatas teman tidak lebih.

"Pagi semua." Kata Pak Wanto memasuki kelas sambil tersenyum.

"Pagi Pak." Kata semua mahasiswa membalas sapaan Pak Wanto.

"Seperti yang bapak sampaikan sebelumnya untuk tugas akhir matkul ini kita akan membuat kelompok. Kelompoknya cukup dua orang dan bapak sudah membagi kalian menjadi 15 kelompok." Kata Pak Wanto mulai menampilkan nama-nama kelompoknya di layar proyektor.

"Kenapa gak milih sendiri si?" Keluh Tami pelan.

Tiba-tiba suara dibelakang membuat kami menoleh. "Kayanya ada yang CLBK nih ntar." Kata Ehsan teman Rio dibarengi dengan ledekan teman-temannya yang lain. Gue melihat tak mengerti dengan pandangan mereka. Rio melihat gue dan mengisyaratkan untuk melihat ke depan layar.

"Ya ampun Nay, lo sekelompok sama Rio." Kata Tami membuat gue menoleh ke arah layar. Disana tertulis nama gue dan Rio, pantas saja mereka semua heboh. Pasalnya teman-teman Rio memang tidak ada yang bisa diam. Gue melihat Panji mengepalkan tangannya. Semoga tidak ada keributan lagi.

Pak Wanto pun mulai menenangkan kami dan menjelaskan tugas kelompok pagi itu. Tugas ini akan menambah nilai UAS kami nantinya, jadi kami diminta mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Untuk waktunya kami diberi waktu 3 minggu. Setelah itu Pak Wanto kembali membahas lanjutan mata kuliah yang sebelumnya hingga waktu perkuliahan berakhir. 

Setelah Pak Wanto keluar kelas, masing-masing mahasiswa mulai menghampiri pasangan kelompoknya. Terlihat Tami sudah menghampiri Kriss. Rio berjalan mendekati gue yang masih memasukkan buku ke dalam tas. "Nanti jam 1 gue tunggu di depan fakultas, gue masih ada kuliah Statistik abis ini." Kata Rio datar. Rio pergi meninggalkan kelas diikuti dengan teman-temannya.

Selebgram Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang