Seperti yang dikatakan Farhan ternyata Naya cemburu dengan Rana. Awalnya gue cuma mengira itu hanya sekedar perasaan gue aja, tapi ternyata cewek itu mengakuinya secara tersirat. Gue pun akhirnya memutuskan untuk menjaga jarak dengan Rana. Gue lebih sering pergi dengan Farhan ataupun senior di BEM. Gue banyak menghabiskan waktu dengan kegiatan kampus. Bahkan gue sudah jarang bermain instagram. Jangankan instagram, berkomunikasi dengan Naya saja hanya kami lakukan sekilas di pagi dan malam hari. Kami berdua sama-sama sibuk dengan kegiatan kami.
Beberapa bulan kemudian fakultas gue mengadakan sebuah acara, gue menjadi salah satu panitianya. Gue juga gak ngerti gimana bisa gue dan Rana bergabung di divisi yang sama. Gue pun tidak bisa menghindari Rana karena kami satu divisi. Kami sering rapat bersama hingga sore.
Selesai rapat semua orang pun mulai pulang satu persatu. Gue masih berbicara dengan Bang Bimo saat itu. "Ok Ka, jadi gitu aja ya nanti." Kata Bang Bimo mengakhiri pembicaraan kami.
"Ok bangbim." Kata gue mengacungkan jempol.
"Gue balik duluan ya, kayanya ada yang nunggu ada perlu sama lo juga. Bye Ka." Kata Bang Bimo kemudian pergi duluan.
Gue menatap tak mengerti ucapan Bang Bimo dan hanya melambaikan tangan sekilas. Hingga suara yang tak asing memanggil gue. "Arka." Katanya singkat.
Gue menoleh dan melihat Rana berdiri disana. "Kenapa Ran?" Tanya gue canggung. Sudah lama dari terakhir gue dan Rana berbicara.
"Gue boleh ngomong sebentar?" Tanya Rana pelan.
"Iya, kenapa?" Kata gue berusaha bersikap biasa.
"Tapi kayanya lebih enak ngomongnya sambil makan." Kata Rana. Gue pun terdiam sebentar. "Tapi kalo lo gak bisa gak apa-apa." Kata Rana tersenyum pahit.
Karena merasa tak enak, gue pun akhirnya mengiyakan ajakan Rana. Lagian waktu sudah sore dan gue sudah mulai lapar. Yoga hari ini pulang malam karena harus mengerjakan tugas di tempat Kinan. Sepertinya gue bisa makan sebentar sebelum pulang.
Gue dan Rana akhirnya pergi menuju salah satu tempat makan dekat kampus. Wajah Rana sudah lebih ceria daripada sebelumnya. Ia tampak tersenyum sambil melihat-lihat buku menu. Setelah memesan makanan kami sempat terdiam sebentar. Canggung. Itu yang gue rasakan.
"Ka, gue punya salah ya sama lo?" Kata Rana membuka pembicaraan.
Gue terdiam sebentar sebelum akhirnya menjawab pertanyaannya. "Gak kok Ran. Kenapa emangnya?" Kata gue dengan nada biasa.
"Gak papa. Gue ngerasa akhir-akhir ini lo kaya ngejauh aja gitu." Aku Rana jujur.
"Gak kok, gue lagi banyak kegiatan aja sama anak-anak." Kata gue santai. Memang akhir-akhir ini banyak kegiatan yang gue lakukan dengan anak-anak.
"Berarti lo gak marah kan sama gue?" Tanya Rana sambil tersenyum. Gue menggeleng pelan. "Gue kangen ngumpul lagi sama anak-anak. Kalo liburan ketemu sama Bobby dan Andre yuk Ka." Kata Rana bersemangat.
"Iya, kalo mereka bisa ya." Kata gue sambil tersenyum. Sebenarnya gue sedikit merasa bersalah dengan Rana, apa gue harus bilang soal Naya? No, ide yang buruk.
Tak lama makanan kami pun datang. Kami berdua makan bersama dengan sesekali membahas tugas kuliah. Selesai makan, gue mengantar Rana pulang karena hari sudah malam, lagian tempat makan itu tidak terlalu jauh dari kossannya. Sepertinya gue harus lebih meyakinkan Naya agar cewek itu tidak salah paham lagi nanti.
Hari H acara fakultas gue pun tiba. Karena gue bagian dokumentasi, gue pun memegang camera dan mengabadikan setiap kegiatan dalam acara. Bahkan hampir tidak ada foto gue sama sekali. Saat istirahat Farhan mengambil foto gue yang sedang berdiri menggunakan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebgram Fall in Love
Teen FictionArkana Dwi Alexander, seorang remaja SMA yang aktif dan energik. Selain aktif disekolah sebagai wakil ketua OSIS, ia juga aktif sebagai selebgram. Dia juga banyak melakukan endorse untuk beberapa produk. Arka belum pernah merasakan jatuh cinta, ia t...