48 - Pembukaan Toko

10 0 0
                                    

Selama dua hari ini gue disibukkan dengan persiapan pembukaan toko. Gue dan Farhan membantu Mas Alvino mempersiapkan semuanya. Tidak hanya di cafe bahkan di rumah Mas Alvino pun kami masih membahasnya. Untungnya Mas Alvino sangat berpengalaman jadi kami banyak belajar darinya. Besok jam 10 pagi toko akan dibuka untuk pertama kalinya. Meskipun tidak ada sesi pemotongan pita, tapi banyak yang mengirim komentar di insta ARHANA jika mereka akan datang untuk melihat toko.

Apalagi untuk pembukaan pertama kami memberikan diskon 20% khusus hanya untuk besok. Hari ini persiapan sudah selesai. Tinggal besok kami memantau selama 3 hari kedepan. Mas Alvino sudah kembali ke kamarnya. Gue dan Farhan masih membereskan barang kami. Karena Farhan ingin ke toilet ia pun masuk ke kamar duluan. Gue masih merapihkan kertas dan mematikan komputer. Saat itu Naya keluar kamarnya dan menghampiri gue.

"Kok sendirian, pada kemana?" Tanyanya bingung sambil duduk di sofa belakang gue.

Gue menoleh dan tersenyum melihat cewek itu. Sudah dua hari kami tidak berbicara hanya sesekali berpapasan. Naya sibuk dengan ujiannya sedangkan gue sibuk dengan urusan bisnis. "Udah pada masuk kamar." Kata gue santai sambil menutup laptop gue.

Kami berdua didepan ruang tengah lantai dua. Naya mengambil remot dan menyalakan TV. Ia ingin menonton film yang tayang di salah satu stasiun TV malam itu. "Gak belajar?" Tanya gue sambil mengangkat sebelah alis. Biasanya Naya tidak pernah keluar kamar selama dua hari ini.

"Gak, hari ini terakhir ujian." Kata Naya santai sambil membuka toples kripik kentang yang ada di meja.

Gue mengangguk paham. Setelah merapihkan barang gue berbalik sedikit dan menyangga kepala gue dengan tangan sambil memperhatikan Naya. "Kenapa?" Tanyanya menoleh sebentar lalu kembali fokus dengan layar TV.

"Gak papa." Kata gue pelan masih dengan posisi yang sama.

Naya pun kembali fokus menonton filmnya. Gue merasa mata gue sudah berat namun gue tidak ingin meninggalkan cewek itu. Akhirnya gue memilih untuk memejamkan mata sebentar. Gue merasa seseorang menyentuh rambut gue pelan. "Kenapa kakak selalu muncul dan buat aku bingung." Katanya pelan. Lalu gue pun tertidur. 

Gue terbangun dan melihat Naya masih menonton TV. Dia menoleh merasakan pergerakan gue. "Pindah ke kamar aja kak." Katanya santai.

"Aku ketiduran ya." Kata gue merenggangkan tubuh ternyata gue tertidur hampir 30 menit. Gue duduk di sebelah Naya yang masih sibuk dengan camilan dan filmnya. Gue kembali teringat dengan kejadian tadi saat gue menutup mata, apakah gue bermimpi Naya mengelus gue?

"Kenapa?" Tanya Naya yang bingung melihat gue hanya diam sambil menatapnya.

Gue pun tersenyum dan menggeleng pelan. "Belum ngantuk?" Tanya gue sambil mengelus pelan kepalanya.

"Tanggung sebentar lagi." Katanya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Besok kamu bisa dateng?" Tanya gue sambil duduk menghadap Naya dan menyenderkan tubuh gue sebelah kanan ke sofa.

Naya berdeham pelan seperti berpikir. "Aku besok mau ke kampus dulu pulang dari kampus baru ke sana." Kata Naya sambil menoleh sekilas.

"Abis itu pulang bareng aku ya." Kata gue sambil tersenyum.

"Mau kemana?" Tanya Naya bingung.

"Belum tau si." Kata gue tertawa pelan. Naya hanya menghela nafas pelan. Tak lama suara musik menandakan film yang di tonton Naya berbunyi.

"Stella." Kata gue memanggil Naya pelan. Naya menoleh dan menatap gue seakan bertanya kenapa memanggilnya. "Yuk tidur udah malem." Kata gue tersenyum lalu mengelus kepala Naya pelan dan mengambil laptop dan berkas gue. 

Selebgram Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang