13 - Ujian Semester Ganjil

47 3 0
                                    

Hari ini hari pertama ujian semester dilaksanakan. Gue, Denis, dan Ines berada di satu ruangan yang sama. Sedangkan Rafa berada di ruangan sebelah. Pagi itu gue baru datang karena kesiangan, untung jalanan tidak terlalu macet, kalo macet gue pasti udah telat. Sebelumnya gue udah chat Ines untuk menanyakan ruangan kami, jadi gue gak perlu muter-muter sekolah untuk mencari ruangan.

"Ruang 1." Kata gue pelan dan melirik ke dalam ruangan. Gue melihat Denis dan Ines sedang duduk bersama Rafa. Nampaknya kedua anak itu sudah menarik Rafa untuk masuk ke ruangan kami.

Entah kenapa gue melihat wajah yang tak asing. "Eh Naya baru dateng ya." Kata Ka Bobby menoleh ke arah pintu. Ka Bobby berdiri didepan Ka Andre yang duduk manis didepan, disebelahnya ada Ka Arka yang sedang mengajarkan Ka Andre. Kedua orang itu pun ikut menoleh mendengar Ka Bobby menyapa gue. Dari semua kelas kenapa kami harus satu ruangan dengan kelas Ka Arka?

"Eh, iya Ka Bobby." Kata gue canggung. Ka Arka tersenyum melihat gue namun gue buru-buru mengalihkan pembicaraan. Apalagi seluruh kelas sedang melihat ke arah kami. "Gue duluan ya ka." Kata gue buru-buru kabur dan duduk disebelah Denis.

"Cinta dua hatinya Arka dalam satu ruangan." Kata Ka Bobby menggeleng seakan-akan dia yang sedang dalam dilema.

"Bobby mulutnya." Kata Ka Andre jutek.

"Ah gak seru lo Ndre." Keluh Bobby. Ia pun memilih kembali duduk ke tempatnya.

"Kesiangan lagi pasti ini anak." Kata Denis menggeleng kepala seperti sudah paham kebiasaan gue. Gue pun hanya nyengir kuda.

"Lo kenapa gak bilang kita sekelas sama 11 IPA 1?" Kata gue berbisik pelan.

"Lo gak nanya." Kata Ines asal sambil menahan senyum.

Gue menghela nafas pelan. Jika dilanjutkan lagi bisa-bisa kedua anak ini akan muncul keisengannya. "Gue balik ke kelas ya, bentar lagi bel." Kata Rafa menutup pulpennya.

"Ok deh bro. Perlu gue anterin?" Kata Denis nyengir. Rafa menatap Denis dengan malas. Meladeni Denis pagi-pagi bisa membuatnya lelah. Kedua cowok itu berjalan menuju pintu. Sebelum keluar mereka sempat berbicara sebentar dengan Ka Arka and the genk.

Ines menutup bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. "Lo udah belajar Nay?" Tanyanya.

"Jam pertama udah, cuma yang jam terakhir masih ada yang belum gue ngerti." Keluh gue pelan.

"Nanti istirahat Rafa kesini lagi. Coba aja lo tanya dia." Kata Ines sambil tersenyum.

"Emang Rafanya mau ke sini lagi? Tumben itu anak ada angin apa." Kata gue heran.

"Suara mayoritas. Lagian ada Denis yang akan narik Rafa kesini." Kata Ines sambil tertawa pelan. Gue menggeleng kepala pelan. Rafa meskipun cuek, cowok itu sangat sabar menghadapi duo bersaudara ini. Padahal gue yang biasa aja kadang pusing melihat tingkah mereka.

Gue pun akhirnya memilih duduk di tempat gue. Gue duduk dua meja dibelakang Ka Andre dan Ka Arka. Ka Bobby sedang sibuk mengatur teman-temannya untuk kembali duduk ke tempatnya masing-masing karena bel baru saja berbunyi.

Gue tertawa pelan melihat Ka Bobby seperti guru TK yang mengarahkan teman-temannya untuk duduk. Seseorang duduk disebelah gue, membuat gue mengalihkan pandangan padanya. "Jangan diliatin terus nanti Bobby geer." Katanya dingin.

Gue menatap Ka Arka dengan tatapan bingung. Kenapa harus Ka Arka yang duduk disebelah gue sekarang. Gue menoleh ke arah Ines, cewek itu hanya tertawa pelan. Gue melihat seorang kakak kelas dibelakang Ines tersenyum kepada gue. Gue pun membalas senyumnya dengan canggung.

Ka Arka berdeham pelan membuat gue menoleh kepadanya. "Gue yang duduk bareng lo, tapi lo malah nengok ke yang lain." Katanya tersenyum miring.

"Ka lo gak salah makan kan pagi-pagi?" Tanya gue heran.

Selebgram Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang