37 - Sidang

17 1 0
                                    

Hari demi hari gue lewati dengan fokus mengerjakan skripsi. Karena waktu yang mepet membuat gue harus bulak-balik ke kampus untuk bimbingan. Untungnya para dosen pembimbing gue mau membantu gue ditengah kesibukan mereka. Terkadang gue harus menunggu mereka mengajar di depan ruang jurusan bersama para mahasiswa lain.

Urusan bisnis disini sementara diambil alih oleh Farhan, sedangkan untuk masalah perjalanan dan tempat tinggal diurus oleh Bobby. Gue bersyukur karena mereka tidak mengeluh karena gue tidak bisa banyak membantu. Farhan dan Bobby memberikan gue info mengenai perkembangan persiapan kami ke Jogja. Sebenarnya untuk masalah perjalanan dan tempat tinggal gue tidak terlalu mempermasalahkan apapun yang dipilih Bobby, yang lebih menjadi perhatian gue adalah masalah bisnis kami.

Selama dua minggu Farhanlah yang berkomunikasi dengan para pegawai, distributor, dan produsen. Farhan memang belum terlalu sibuk, mata kuliah yang ia ambil pun sudah tinggal sedikit, sedangkan untuk skripsinya ia masih menunggu jadwal seminar proposal. Makanya gue bisa mempercayakan semuanya ke Farhan. Setelah selesai sidang dan Farhan fokus pada skripsinya gantian gue yang akan menghandle pekerjaan disaat Farhan butuh fokus. Kerjasama yang baik bukan?

Tanpa terasa jadwal sidang pun semakin dekat. Setelah mendapat acc dan mendaftar sidang gue mempersiapkan presentasi untuk sidang nanti. Gue kembali membuka lembar skripsi gue dan memasukan hasil-hasil skripsi gue. Memakan waktu satu hari untuk membuat presentasi itu. Untungnya masih ada waktu 1 hari sebelum sidang dilakukan.

Setelah dua minggu penuh dengan perjuangan akhirnya tiba hari gue sidang skripsi. Hari itu gue sudah bersiap dari pagi. Sidang akan dimulai pukul 9 pagi ini, terdiri dari 10 orang yang dibagi menjadi dua kelompok di dua ruangan berbeda. Gue menunggu di depan ruang sidang bersama dengan 4 orang kakak kelas yang lain. Bang Bimo adalah salah satu kakak kelas yang sidang bareng gue pagi itu.

"Gak nyangka akhirnya malah sidang bareng kita Ka." Kata Bang Bimo tersenyum.

Sebenarnya salah satu alasan Pak Abdul menyuruh gue ikut sidang hari ini adalah untuk memenuhi kuota sidang yang ada. Selain itu jadwal sidang selanjutnya masih belum jelas karena menunggu pendaftar, makanya Pak Abdul menyarankan gue untuk ikut sidang hari ini. "Iya bang." Kata gue tersenyum.

"Target langsung kerja apa ambil S2 Ka?" Tanya Bang Bimo. Bang Bimo memang urutan keempat sidang sedangkan gue urutan terakhir. Makanya kami berdua masih belum terlalu tegang karena urutan pertama masih didalam.

"Belum tau bang, mungkin kerja dulu sambil nyari S2 di Jakarta." Aku gue jujur. "Kalo bang Bimo?" Tanya gue kembali.

"Kerja. Sebenernya gue udah mulai join di perusahaan magang beberapa bulan yang lalu tapi karena gue belum S1 jadi gue dikasih kelonggaran buat izin." Kata Bang Bimo.

"Wah keren, congrats ya bang." Kata gue nyengir.

"Thank you." Kata Bang Bimo tersenyum.

Karena seseorang memanggil Bang Bimo, akhirnya Bang Bimo pun pergi. Gue mengecek ponsel melihat pesan yang ada disana. Farhan menanyakan jam berapa gue selesai sidang. Karena gue urutan terakhir akhirnya gue pun mengatakan selesai jam 12 karena pengumuman hasilnya diperkirakan jam segitu.

Gue pun membuka kembali file untuk presentasi skripsi gue sambil kembali mengingat hal-hal yang akan gue sampaikan nanti. Tak terasa satu jam telah berlalu, sekarang Bang Bimo ada di dalam untuk sidang. Sebentar lagi giliran gue masuk. Gue merapihkan kembali skripsi yang tadi sempat gue buka. Tak lupa gue menyiapkan file presentasi dan membenarkan dasi yang gue pakai serta memakai jas yang tadi gue buka karena gerah.

Bang Bimo keluar dengan senyum di wajahnya. "Good luck ya Ka." Katanya sambil menepuk bahu gue.

"Thank you bang." Kata gue nyengir.

Selebgram Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang