36 - Silvia

18 1 0
                                    

Hari itu gue sedang pergi ke gramed mencari buku untuk referensi skripsi gue. Gue merasa ada penjelasan yang kurang yang harus gue tambahkan. Gue pergi ke salah satu Mall yang ada di Bandung. Saat gue berjalan melewati beberapa toko, gue melihat Silvia bersama dengan seorang cowok. Andrew pacar Silvia dari universitas lain. Gue memang tidak kenal dengan Andrew tapi gue pernah melihat fotonya di instagram Silvia.

Silvia yang sedang marah tanpa sengaja bertatapan dengan gue dan tersenyum. Gue mengerutkan kening gue karena Silvia memanggil gue. 'Kenapa gue tepat berjalan ke arah mereka'. Keluh gue dalam hati. Jujur gue tidak ingin terlibat dengan masalah pertengkaran kekasih. Apalagi Andrew tampak sangat kesal saat melihat tingkah Silvia.

"Maaf ya lama, kamu sampai nyamperin ke sini." Kata Silvia sambil mengandeng tangan gue. Gue menatap Silvia tak mengerti. Namun karena Silvia menatap gue dengan mata memohon akhirnya mau tak mau gue mengikuti permainannya.

"Iya, kita jadi kan mau ke Gramed?" Tanya gue sambil tersenyum. Silvia pun mengangguk dengan semangat.

"Sil, dia siapa?" Kata Andrew mencoba menahan amarahnya.

"Kamu gak perlu tau." Kata Silvia tak perduli.

Andrew semakin kesal mendengar jawaban Silvia. "Jadi karena dia kamu minta putus?" Tanya Andrew kesal. Silvia hanya cuek tak perduli. "Ok fine, kita putus. Makasih untuk semuanya." Kata Andrew kesal lalu pergi meninggalkan Silvia.

Silvia terdiam melihat kepergian Andrew yang tanpa menoleh ke belakang sedikitpun. Wajahnya terlihat sedih. "Are you ok Sil?" Tanya gue hati-hati.

Silvia yang sadar dari lamunannya pun menoleh dan melepaskan tangannya. "Eh sorry Ka. Thanks ya udah bantuin gue." Katanya sambil tersenyum. Namun dari senyumannya terlihat ada kesedihan disana.

"It's ok Sil. Tapi kayanya lebih baik lo selesaiin baik-baik, biar lo juga gak nyesel." Kata gue tersenyum.

"Iya Ka, thanks ya." Katanya tersenyum. "Btw lo mau kemana sendirian?" Tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ke gramed nyari buku." Kata gue sambil menunjuk gramed yang tak jauh dari tempat kami berdiri. Gue melihat Silvia hanya diam dan mengangguk pelan. "Mau ikut?" Tanya gue lagi. Silvia pun tersenyum lalu mengagguk dengan semangat.

Akhirnya gue memutuskan mengajak Silvia pergi bersama. Gue tidak tega melihat Silvia yang biasanya ceria menjadi sedih seperti sekarang. Kami berdua memasuki gramed sambil berbicara mengenai buku yang akan gue cari. Kami berdua pergi ke etalase Ekonomi dan Bisnis. Silvia tampak serius memperhatikan buku yang ada disana. Untungnya suasana hati cewek itu sudah lebih baik sekarang.

Selesai memilih dan membeli buku, kami pun pergi mencari makan siang. Selesai memesan menu kami pun duduk di sofa dekat jendela. Untungnya siang itu tidak terlalu ramai jadi kami dapat tempat duduk yang nyaman dengan pemandangan yang bagus. "Sorry ya soal tadi, lo pasti kaget karena tiba-tiba gue manggil lo." Kata Silvia membuka pembicaraan.

"Gak apa-apa Sil, gue ngerti kok. Lo pasti tadi lagi bingung." Kata gue mencoba menghilangkan perasaan tak enak Silvia.

"Lo kok gak nanya Ka, soal kejadian tadi?" Tanya Silvia pelan.

"Itu kan masalah pribadi lo Sil. Tapi kalo lo butuh temen cerita, lo boleh cerita kok." Kata gue lembut.

Silvia tersenyum mendengar ucapan gue. "Thanks ya Ka. Lo gak berpikiran aneh soal gue." Kata Silvia. Ia menghela nafas pelan sebelum melanjutkan ucapannya. "Tadi itu Andrew pacar gue, ah mungkin mantan pacar lebih tepatnya sekarang." Kata Silvia tertawa miris.

Gue hanya terdiam melihat tingkah Silvia. Silvia terlihat menutupi kesedihannya. "Gue jadian sama Andrew dari SMA. Meskipun Andrew keras kepala dan posesif dia selalu memperlakukan gue dengan baik. Bahkan setiap kita berantem Andrew orang pertama yang minta maaf, makanya hubungan kita bertahan lama." Kata Silvia sambil tersenyum.

Selebgram Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang