16 - Tak Terduga

38 3 1
                                        

Hari ini adalah hari terakhir ujian. Hari terakhir gue bisa duduk bersama dengan Naya. Selama beberapa hari terakhir kami selalu pergi dan pulang bersama. Namun hari ini sepulang sekolah gue harus rapat Osis untuk mempersiapkan acara class meeting minggu depan. Gue sudah memberitahu Naya bahwa gue akan pulang telat hari ini dan Naya pun hanya mengangguk paham.

Rasanya ulangan kali ini berlangsung sangat cepat. Gue cuma berharap setelah ini hubungan gue dan Naya tidak kembali merenggang. Selesai ulangan gue berdiri didepan kelas menunggu Naya keluar. Masih ada 30 menit lagi sebelum waktu berkumpul. Rafa datang dan berdiri disebelah gue. "Lo gak langsung pulang fa? Bukannya Ines ada Osis?" Tanya gue bingung.

"Iya, nunggu Naya." Kata Rafa sambil membuka ponselnya.

"Mau ngapain emang?" Tanya gue datar.

"Pulang bareng." Katanya singkat.

Entah kenapa mendengar jawaban Rafa membuat gue kesal. "Bukannya lo sukanya sama Ines?" Kata gue tersenyum sinis.

Rafa menghela nafas pelan. "Gak usah nething gitu. Inget kan rumah kita sekomplek. Lagian kadang emang gue suka bareng Naya kalo Ines lagi Osis. Lo inget kan bang Naya temen gue juga." Kata Rafa sebal dengan sikap posesif gue.

"Kok gue baru tau lo kadang suka bareng Naya?" tanya gue bingung.

"Iya kadang kalo lagi pas sama-sama pulang dan Ines Osis. Jangan bilang lo cemburu sama gue." Kata Rafa menatap gue curiga. Gue yang salting pun hanya nyengir canggung. Rafa menghela nafas pelan. "Lo ngapain disini gak ke ruang Osis?" tanya Rafa curiga.

Gue terdiam mencari alasan. Tepat saat itu pengawas ruang kami keluar dan dibelakangnya ada Denis. "Nunggu Denis." Kata gue menunjuk Denis. Denis menatap gue tak mengerti. "Yuk ke ruang Osis." Kata gue asal.

"Bentar bang nunggu Ines lagi siap-siap." Kata Denis bingung sambil melihat ke dalam.

Rafa hanya tersenyum menahan tawa melihat gue yang salting. "Makanya dijelasin hubungannya biar gak perlu khawatir lagi." Katanya asal. Denis menatap kami berdua dengan tatapan curiga.

Tak lama Ines dan Naya keluar kelas. "Ka Arka masih disini?" Tanya Ines bingung. Naya pun melihat gue dengan tatapan tak mengerti. Untung Bobby, Yoga, dan Andre selesai ujian langsung pergi ke kantin jika tidak mereka akan meledek gue habis-habisan.

"Iya nunggu Denis yuk." Kata gue asal merangkul Denis. Kami berdua berjalan didepan Rafa, Naya, dan Ines.

"Tenang aja bang, Rafa gak mungkin nikung Naya kok." Kata Denis berbisik pelan.

Gue menghela nafas pelan. "Emang gue keliatan banget cemburu?" Kata gue pelan sambil melepaskan rangkulan Denis.

"Iya." Kata Denis sambil menahan tawa. "Makanya bang dijelasin statusnya biar gak perlu waswas lagi." Kata Denis nyengir. Ucapan Denis sama seperti ucapan Rafa. Gue hanya diam tanpa menjawabnya.

Jujur gue emang suka sama Naya tapi gue masih takut kalo hubungan kita akan berubah saat jadian, seperti dengan Fanny dulu. Gue tau Naya bukan Fanny dan mungkin ceritanya akan berbeda. Tapi gue butuh waktu untuk meyakinkan diri gue. Apalagi dulu Naya sempet diganggu sama anak-anak, meskipun sekarang udah gak. Tapi gue gak mau tindakan ceroboh gue bisa nyakitin Naya.

Tak terasa kami pun tiba di ruang Osis. Gue dan Denis lebih dulu masuk ke dalam. "Gue balik duluan ya sama Naya." Kata Rafa pamit pada Ines.

Ines pun mengangguk. "Okay. Bye Nay, jangan lupa besok ya." Kata Ines tersenyum.

"Oke, nanti berkabar di grup aja ya." Kata Naya tersenyum. Dari dalam gue masih bisa melihat dan mendengar percakapan mereka karena gue dan Denis duduk tak jauh dari mereka. Tanpa sengaja tatapan gue dan Naya bertemu. Naya pun tersenyum membuat gue membalas senyumnya. "Gue duluan ya Denis." Kata Naya sambil menahan tawa. Ucapan Naya membuat gue cemberut mendengarnya.

Selebgram Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang